Kamis, 29 Januari 2015

Praktek Pelayanan Kontrasepsi dengan berbagai metode



A.    Metode Sederhana
1.      Tanpa Alat:                          
KB Alamiah
Profil:
Ø  Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung
Ø  Efektif bila dipakai dengan tertib
Ø   Tidak ada efek samping
Ø   Pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu
Macam KB alamiah
Macam metode keluarga berencana alamiah antara lain:
1.      Metode kalender atau pantang berkala (Calendar method or periodic abstinence).
  1. Metode suhu tubuh basal (Basal body temperature method).
  2. Metode mukosa serviks (Cervical mucous method or ovulasi billings).
  3. Metode simptothermal (Method simptothermal yaitu perpaduan suhu tubuh basal dan ovulasi billings).
Manfaat
Metode keluarga berencana alamiah, memberikan manfaat sebagai berikut:
  1. Manfaat kontrasepsi.
  2. Manfaat non kontrasepsi.
  1. Untuk mencegah kehamilan, bila digunakan dengan benar.
  2. Membantu untuk mencapai kehamilan, bila pasangan menginginkan kehamilan.
  3. Tidak ada efek samping sistemik.
  4. Murah atau tanpa biaya.
  1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.
  2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
  3. Mempererat tanggung jawab dan kerjasama antar pasangan.
  4. Menjalin komunikasi antara pasangan.
Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alamiah, tentunya mempunyai keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
  1. Tidak cukup efektif sebagai metode kontrasepsi (angka kegagalan 9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian).
  2. Tingkat efektifitas tergantung dari ketaatan dan konsistensi dalam mengikuti instruksi.
  3. Memerlukan konseling bahkan pelatihan untuk dapat menggunakan dengan benar.
  4. Memerlukan mediator atau tenaga terlatih untuk kesinambungan informasi dan komunikasi.
  5. Mampu mengendalikan hasrat untuk tidak melakukan senggama pada saat masa subur (agar tidak hamil).
  6. Perlu pencatatan setiap hari (tentang mukus, suhu basal, dan gejala biologis lainnya).
  7. Gangguan (misal infeksi vagina) akan menyulitkan interpretasi lendir serviks.
  8. Memerlukan termometer khusus untuk metode suhu tubuh basal.
  9. Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV maupun HIV/AIDS.


Penilaian Klien
Klien atau pengguna kontrasepsi metode keluarga berencana alamiah memerlukan konseling atau KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna alat kontrasepsi ini adalah:
KBA sesuai untuk:
  1. Semua wanita semasa reproduksi dengan siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid karena menyusui maupun pra menopause.
  2. Semua wanita dengan berbagai paritas (termasuk nullipara).
  3. Wanita kurus maupun gemuk.
  4. Wanita perokok.
  5. Wanita dengan alasan kesehatan tertentu (misal: hipertensi, varises, dismenorea, sakit kepala, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena, ataupun emboli paru).
  6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode kontrasepsi modern.
  7. Wanita yang tidak dapat menggunakan metode kontrasepsi lain.
  8. Pasangan yang mampu mengendalikan hasrat untuk melakukan hubungan seksual di masa subur.
  9. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan.
Untuk konsepsi Pasangan yang ingin mencapai kehamilan, senggama dilakukan pada masa subur untuk mencapai kehamilan.


KBA tidak sesuai untuk:
  1. Wanita yang ditinjau dari umur, paritas atau masalah kesehatan membuat kehamilannya menjadi resiko tinggi.
  2. Wanita yang belum mendapat haid (menyusui, post abortus).
  3. Wanita dengan siklus haid yang tidak teratur.
  4. Pasangan yang tidak mau bekerjasama selama kurun tertentu dalam siklus haid.
  5. Wanita yang tidak suka menyentuh daerah genetalianya
Keadaan yang Perlu Diperhatikan
Hal di bawah ini merupakan keadaan klien yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan metode keluarga berencana alamiah (KBA).
Keadaan
Saran
Jelaskan kepada klien bahwa keadaan tersebut akan mempersulit untuk memprediksi kesuburan dengan lendir serviks.
Bila dikehendaki, bantu dan anjurkan memilih metode kontrasepsi lain.
Jelaskan kepada klien bahwa keadaan tersebut akan mempersulit untuk memprediksi kesuburan dengan lendir serviks.
Bila dikehendaki, bantu dan anjurkan memilih metode kontrasepsi lain.

a.      Teknik Pantang Berkala
Senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat pertengahan atau terdapat tanda kesuburan
Manfaat:
Kontrasepsi                                  
Ø  Menghindari kehamilan            
Ø  Tidak ada resiko kesehatan
Ø  Murah dan tanpa biaya      
Ø   Tidak ada efek samping
Non Kontrasepsi
Ø  Keterlibatan PR&LK
Ø  Tambah ilmu
Ø  Hub.komunikasi
Keterbatasan:
Ø  Sebagai kontrasepsi sedang (9-20 Kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian)
Ø  Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi
Ø   Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling efektif secara benar
Ø  Dibutuhkan pelatih/ guru KBA (bukan tenaga medis) yang mampu membantu mengenali masa suburnya
Ø   Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan
Ø   Perlu pencatatan setiap hari
Ø   Infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai
Ø  Tidak dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS
b.      Metode Kalender
Metode kalender atau dikenal sebagai metode Knaus-Ogino bergantung pada perhitungan hari untuk mengkira-kira kapan jauhnya fase subur
Manfaat
Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
ž  Manfaat kontrasepsi Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
ž  Manfaat konsepsi Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.

Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:
ž  Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
ž  Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
ž  Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
ž  Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
ž  Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
ž  Tidak memerlukan biaya.
ž  Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

Keterbatasan
Sebagai
metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
ž  Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
ž  Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
ž  Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
ž  Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
ž  Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
ž  Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
ž  Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Efektifitas:
 Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi.
Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.
Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak EfektifHal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
ž  Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
ž  Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
ž  Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
ž  Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
ž  Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.
Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
ž  Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.
ž  Bila haid teratur (28 hari)
ž  Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang
wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
ž  Bila haid tidak teratur
ž  Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
ž  Rumus : Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir
masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh:
Seorang
wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi
c.       Metode Suhu Basal
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi

Manfaat
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.
ž  Manfaat konsepsi Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan.
ž  Manfaat kontrasepsi Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan.
Efektifitas
            Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calender method or periodic abstinence).
Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:
ž  Penyakit.
ž  Merokok dan atau minum alkohol.
ž  Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
ž  Stres.
ž  Penggunaan selimut elektri
Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan
metode suhu basal tubuh antara lain:
ž  Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang masa subur/ovulasi.
ž  Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa subur/ovulasi.
ž  Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.
ž  Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
ž  Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri
Keterbatasan
Sebagai metode KBA,
suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut:
ž  Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
ž  Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
ž  Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
ž  Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
ž  Tidak mendeteksi awal masa subur.
ž  Membutuhkan masa pantang yang lam
Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh
Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
ž  Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur).
ž  Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
ž  Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
ž  Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
ž  Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur).Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari metode ovulasi billings.Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.
Catatan:
ž  Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
ž  Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya
d.      Metode Lendir Servik


Metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini dikembangkan oleh Drs. John, Evelyn Billings dan Fr Maurice Catarinich di Melbourne, Australia dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Metode ini tidak menggunakan obat atau alat, sehingga dapat diterima oleh pasangan taat agama dan budaya yang berpantang dengan kontrasepsi modern.
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.

Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting yaitu:
  1. Molekul lendir.
  2. Air.
  3. Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur. Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.

Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
  1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
  2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
Pola Subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.
Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.
Efektifitas
Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen.
Kelebihan
Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:
  1. Mudah digunakan.
  2. Tidak memerlukan biaya.
  3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
  1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
  2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
  3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
  4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.
Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks
Pola lendir serviks pada wanita dapat dipengaruhi oleh:
  1. Menyusui.
  2. Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.
  3. Penggunaan produk kesehatan wanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.
  4. Perimenopause.
  5. Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.
  6. Spermisida.
  7. Infeksi penyakit menular seksual.
  8. Terkena vaginitis.
Instruksi Kepada Pengguna/Klien
Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:
  1. Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
  2. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
  3. Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan.
  4. Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan maupun pola dasar tidak subur.
  5. Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama tergolong aman pada dua hari setelah menstruasi.
  6. Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
  7. Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini merupakan hari puncak dalam periode subur (fase paling subur).
  8. Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini untuk menghindari terjadinya pembuahan.
  9. Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya.

Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan
Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid). Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering. Gambar suatu tanda L dalam lingkaran atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur. Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh dan lengket.
e.       Metode Simtomternal

Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.
Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.
Manfaat Kontrasepsi Metode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur). Manfaat Konsepsi Metode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
Efektifitas
Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan hamil dari 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak ada kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan angka kegagalan dari metode simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang ketat.
Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Menjadi Efektif
Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:
  1. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.
  2. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi dan pola kesuburan.
  3. Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.
Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu untuk menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan beberapa metode penghalang selama hari-hari paling subur.
Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Tidak Efektif
Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
  1. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.
  2. Wanita yang mempunyai penyakit.
  3. Pasca perjalanan.
  4. Konsumsi alkohol.
Hal-hal tersebut di atas dapat mempengaruhi pembacaan suhu basal tubuh menjadi kurang akurat.
Pola Grafik Kesuburan pada Metode Simptothermal
Pola grafik kesuburan tidak sesuai digunakan wanita pada kasus sebagai berikut:
  1. Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu.
  2. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode simptothermal.
  3. Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau alasan lain.
  4. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain di hari tidak amannya.
  5. Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia hamil.
  6. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.
Keuntungan
Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:
  1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.
  2. Aman.
  3. Ekonomis.
  4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.
  5. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.
  6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode simptothermal dengan benar.
Keterbatasan
Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:
  1. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan maupun konsumsi alkohol.
  2. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh maupun perubahan lendir serviks.
  3. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.
  4. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
Petunjuk bagi Pengguna Metode Simptothermal
Pengguna/klien metode simptothermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks.
  1. Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi).
  2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang senggama karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.
  3. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari puncak lendir subur.
  4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur, periode tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang dimana masa pantang senggama harus dilakukan.

Contoh Pengamatan dan Pencatatan Grafik Simptothermal
Di bawah ini merupakan contoh pengamatan dan pencatatan pada grafik simptothermal.

Interpretasi Grafik
Buat pengamatan Anda dalam urutan yang sama:
  1. Tanyakan (nama, umur, grafik ke …, jumlah hari siklus terpanjang dan terpendek).
  2. Apakah grafik suhu bifase terakhir?
  3. Apakah grafik ini dari seorang wanita dalam keadaan khusus?
  4. Menafsirkan grafik suhu (panjang siklus, pergantian hari, penerapan aturan “Three over Six”, mengenali hari pertama masa tidak subur setelah ovulasi).
  5. Menafsirkan pola lendir serviks (mengenali perubahan lendir serviks pertama kali, menafsirkan pola lendir serviks berdasarkan petunjuk, mengenali lendir pada hari puncak subur, mengenali masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi, periksa lendir dengan suhu).
  6. Menafsirkan perubahan pada serviks (pilihan), antara lain: perubahan serviks rendah, kaku, tertutup, serviks saat tidak subur dan perubahan serviks tinggi, lunak, terbuka, serviks saat subur.
  7. Menerapkan perhitungan siklus sedikitnya 6 kali siklus (siklus terpendek dikurangi 20 untuk mengenali hari subur terakhir).
  8. Amati perubahan yang terjadi.
  9. Periksa bila terjadi hal yang mempengaruhi grafik seperti: gangguan, faktor stres, penyakit ataupun obat.
  10. Terapkan petunjuk metode simptothermal ini dengan tepat (untuk merencanakan kehamilan atau mencegah kehamilan).

2.Dengan Alat
a. Mekanisme/Barier
1) Kondom
Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif apabila pemakaiannya baik dan benar. Selain itu, kondom juga dapat dipakai bersamaan dengan kontrasepsi lain untuk mencegah PMS.
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm.
Ada beberapa jenis kondom, diantaranya:
  1. Kondom biasa.
  2. Kondom berkontur (bergerigi).
  3. Kondom beraroma.
  4. Kondom tidak beraroma.
Kondom untuk pria sudah lazim dikenal, meskipun kondom wanita sudah ada namun belum populer.
Cara Kerja Kondom
Alat kontrasepsi kondom mempunyai cara kerja sebagai berikut:
  1. Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.
  2. Sebagai alat kontrasepsi.
  3. Sebagai pelindung terhadap infeksi atau tranmisi mikro organisme penyebab PMS.
Efektifitas Kondom
Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila dipakai secara benar setiap kali berhubungan seksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten membuat tidak efektif. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Manfaat kondom secara kontrasepsi antara lain:
  1. Efektif bila pemakaian benar.
  2. Tidak mengganggu produksi ASI.
  3. Tidak mengganggu kesehatan klien.
  4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
  5. Murah dan tersedia di berbagai tempat.
  6. Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.
  7. Metode kontrasepsi sementara
Manfaat kondom secara non kontrasepsi antara lain:
  1. Peran serta suami untuk ber-KB.
  2. Mencegah penularan PMS.
  3. Mencegah ejakulasi dini.
  4. Mengurangi insidensi kanker serviks.
  5. Adanya interaksi sesama pasangan.
  6. Mencegah imuno infertilitas.
Keterbatasan Kondom
Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
  1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.
  2. Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar.
  3. Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.
  4. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
  5. Perasaan malu membeli di tempat umum.
  6. Masalah pembuangan kondom bekas pakai.
Penilaian Klien
Klien atau akseptor kontrasepsi kondom ini tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna alat kontrasepsi ini adalah:
Baik digunakan
Tidak baik digunakan
Ingin berpartisipasi dalam program KB
Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan
Ingin segera mendapatkan kontrasepsi
Alergi terhadap bahan dasar kondom
Ingin kontrasepsi sementara
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
Ingin kontrasepsi tambahan
Tidak mau terganggu dalam persiapan untuk melakukan hubungan seksual
Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan
Tidak peduli dengan berbagai persyaratan kontrasepsi
Beresiko tinggi tertular/menularkan PMS


Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan ada masalah dalam penggunaan kondom dan kepuasan dalam menggunakannya. Apabila masalah timbul karena kekurangtahuan dalam penggunaan, maka sebaiknya informasikan kembali kepada klien dan pasangannya. Apabila masalah yang timbul dikarenakan ketidaknyamanan dalam pemakaian, maka berikan dan anjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya.
Penanganan Efek Samping
Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi kondom.
Efek Samping Atau Masalah
Kondom rusak atau bocor sebelum pemakaian
Buang dan pakai kondom yang baru atau gunakan spermisida
Kondom bocor saat berhubungan
Pertimbangkan pemberian Morning After Pil
Adanya reaksi alergi
Berikan kondom jenis alami atau ganti metode kontrasepsi lain
Mengurangi kenikmatan berhubungan seksual
Gunakan kondom yang lebih tipis atau ganti metode kontrasepsi lain


2) Barier Intra Vaginal
a. Diafragma
Kontrasepsi diafragma merupakan hal yang tidak biasa di Indonesia. Kontrasepsi ini adalah kontrasepsi barier yang tidak mengurangi kenikamatan berhubungan seksual karena terjadi skin to skin kontak antara penis dengan vagina dan dapat meningkatkan frekuensi sentuhan pada G Spot dalam. Sayangnya diafragma memiliki efektifitas yang paling rendah dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, selain itu pemasangannya harus oleh tenaga kesehatan dan harganya relatif lebih mahal. Bentuk dan pemasangannya adalah sebagai berikut :
Cervical cap merupakan kontrasepsi wanita, terbuat dari bahan latex, yang dimasukkan ke dalam liang kemaluan dan menutupi leher rahim (serviks). Efek sedotan menyebabkan cap tetap nempel di leher rahim. Cervical cap berfungsi sebagai barier (penghalang) agar sperma tidak masuk ke dalam rahim sehingga tidak terjadi kehamilan. Setelah berhubungan (ML) cap tidak boleh dibuka minimal selama 8 jam. Agar efektif, cap biasanya di campur pemakaiannya dengan jeli spermisidal (pembunuh sperma). Efektifitasnya berkisar 70-90%.
Efektifitas tegantung pada pas atau tidaknya ukuran cap. Untuk itu diperlukan fitting (ngepas) cap. Cap bisa dipasang selama 48 jam. Dipasang saat akan ML. Tidak dianjurkan pemakaiannya saat haid.Saat pemasangan cap diisi 1/3 bagian dengan spermisidal. Jangan terlalu berlebihan, karena akan menyebabkan cap terlepas dari serviks. Hati2 jika melakukan o**l seks, bersihkan sisa spermisida di sekitar vagina, karena rasanya sangat tidak enak.
Cari posisi yang nyaman saat memasukkan cap ke dalam vagina. Berdiri dengan satu kaki diatas kursi, berdiri mengangkang atau berbaring dengan lutut ditekukkan. Satu tangan membeberkan bibir vagina, sementara tangan yang satunya memasukkan cap. Gunakan jari untuk mendorong cap sampai ke leher rahim. Cek sekeliling cap apakah sudah masuk dengan benar ke erviks. Test efek sedotan dengan mendorong dan menarik cap.



Setelah ML, tunggu sampai 8 jam sebelum membuka cap. Pergunakan jari untuk melepaskan efek mengisap daro cap. Jika cap sulit dijangkau, coba posisi jongkok dan meneran. Jika cap lepas saat ML, maka pergunakan kontrasepsi darurat (kondar). Efek samping
Sebagian kecil wanita akan mengalami reaksi alergi akan bahan latex atau spermisidalnya.  

Keuntungan
  • Bisa dipakai jauh sebelum ML.
  • Mudah dibawa dan nyaman.
  • Tidak mempengaruhi siklus haid.
  • Tidak mempengaruhi kesuburan.
Kerugian
  • Tidak melindungi dari HIV/AIDS.
  • Butuh fitting sebelumnya.
  • Ada wanita yang gak bisa muat (fitted).
  • Kadang pemakaian dan membukanya agak sulit.
  • Bisa copot saal ML.
  • Kemungkinan reaksi alergi
Diafrgama dipasang di vagina 6 jam sebelum berhubung seks. Jika hubungan seks berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan, maka tambahkan spermisida ke dalam vagina. Diafragma dicabut lebih kurang 6 jam setelah hubungan seks. ila anda belum tahu bagaimana memakainya, berikut kami sajikan caranya.
Pertama, kosongkan kandung kemih anda dan cucilah tangan hingga bersih.
Kedua, pastikan diafragma tidak berlubang (tes dengan mengisi diafragma dengan air, atau melihat menembus cahaya).
Ketiga, oleskan sedikit spermisida krim atau jelli pada kap diafrgama (untuk memudahkan pemasangan tambahkan krim atau jelli, remas bersamaan dengan pinggirannya).
Keempat, posisi saat pemasangan diafragma, satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet, sambil berbaring atau sambil jongkok.

Keenam, lebarkan kedua bibir vagina
Ketujuh, masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggiran ke atas di balik tulang pubis.
Kedelapan, masukkan jari ke dalam vagina sampai menyentuh servisk, sarungkan karetnya dan pastikan serviks terlindungi.
Kesembilan, jangan tinggalkan diafragma di dalam vagina lebih dari 24 jam.
Kesepuluh, mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah.
Kesebelas, cuci dengan sabun dan air. Keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya sehingga bisa digunakan lagi.
b.Kimiawi


Pengertian
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma.
Jenis
Jenis spermisida terbagi menjadi:
  1. Aerosol (busa).
  2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
  3. Krim.
Cara Kerja
Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:
  1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
  2. Memperlambat motilitas sperma.
  3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
  1. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
  2. Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
  3. Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.
  4. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.
  1. Efektif seketika (busa dan krim).
  2. Tidak mengganggu produksi ASI.
  3. Sebagai pendukung metode lain.
  4. Tidak mengganggu kesehatan klien.
  5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
  6. Mudah digunakan.
  7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
  8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.
Manfaat non kontrasepsi Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Keterbatasan
  1. Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
  2. Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).
  3. Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
  4. Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.
  5. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
  6. Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
  7. Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.

Penilaian Klien
Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, namun perlu diperhatikan kondisi pengguna alat kontrasepsi spermisida. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Sesuai untuk klien yang:
Tidak sesuai untuk klien yang:
Tidak suka atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal (seperti perokok, wanita di atas 35 tahun)
Mempunyai resiko tinggi apabila hamil (berdasar umur, paritas, masalah kesehatan)
Lebih suka memasang sendiri alat kontrasepsinya
Terinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukung
Memerlukan metode kontrasepsi efektif
Tidak ingin hamil dan terlindung dari penyakit menular seksual, tetapi pasangannya tidak mau menggunakan kondom
Tidak mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian kontrasepsi dan siap pakai sewaktu akan melakukan hubungan seksual
Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lain
Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat reproduksinya (vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual
Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan

Penanganan Efek Samping
Pemakaian alat kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.



Efek Samping Atau Masalah
Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyaman
Periksa adanya vaginitis dan penyakit menular seksual. Bila penyebabnya spermisida, sarankan memakai spermisida dengan bahan kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Gangguan rasa panas di vagina
Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak ada perubahan, sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik
Pilih spermisida lain dengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.

B.     Metode Modern
1.Kontrasepsi Hormonal
a. Oral Kontrasepsi
1) Pil Kombinasi
Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy).
Selain untuk kontrasepsi, pil kombinasi dapat digunakan untuk menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Pil kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan. Estrogen yang terdapat di dalam pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui, dapat mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam ASI. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.
Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3 bulan setelah melahirkan sebelum memulai pil kombinasi karena peningkatan risiko terbentuknya bekuan darah di tungkai. Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil harus diminum sesegera mungkin ketika ingat, dan pack tersebut harus dihabiskan seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka bungkus pil harus tetap dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti kondom, untuk mencegah kehamilan.
Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan dengan syarat Ibu tidak sedang menyusui. Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan.
Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan antibiotik) dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat anti-kejang (fenitoin dan fenobarbital) dapat meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB.


Gambar. Pil kombinasi kemasan 28 pil
Pil KB kombinasi mengandung hormon aktif dan hormon tidak aktif, termasuk:
  1. Conventional Pack.
  2. Continuous Dosing Or Extended Cycle.
Conventional Pack
Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan empat pil tidak aktif. Haid terjadi setiap bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif.
Continuous Dosing or Extended Cycle
Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat kali setahun selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif. Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan hormon aktif yang dapat mencegah haid.
  1. Monofasik.
  2. Bifasik.
  3. Trifasik.
Monofasik
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Bifasik
Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Trifasik
Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Cara Kerja
Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill mempunyai cara kerja sebagai berikut:
  1. Mencegah implantasi.
  2. Menghambat ovulasi.
  3. Mengentalkan lendir serviks.
  4. Memperlambat transportasi ovum.
  5. Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.
Efektifitas
Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten. Ini berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap tahunnya. Metode ini juga merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan.
Manfaat
Pil kombinasi memberikan manfaat antara lain:
  1. Resiko terhadap kesehatan kecil.
  2. Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara teratur.
  3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
  4. Siklus haid teratur.
  5. Dapat mengurangi kejadian anemia.
  6. Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi (pre menstrual tension).
  7. Dapat digunakan dalam jangka panjang.
  8. Mudah dihentikan setiap waktu.
  9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
  10. Dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause.
  11. Membantu mengurangi kejadian kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenorea dan jerawat.
Keterbatasan
Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:
  1. Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B maupun HIV/AIDS.
  2. Pengguna harus minum pil setiap hari.
  3. Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
  4. Mahal.
  5. Repot.
Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini antara lain:
  1. Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke dan kanker leher rahim.
  2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
  3. Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hati dan penurunan libido.
  4. Mual (terjadi pada 3 bulan pertama).
  5. Kembung.
  6. Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).
  7. Pusing.
  8. Amenorea.
  9. Nyeri payudara.
  10. Kenaikan berat badan.

Kriteria Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua wanita yang ingin menggunakan pil kombinasi diperbolehkan, seperti:
  1. Wanita dalam usia reproduksi.
  2. Wanita yang telah atau belum memiki anak.
  3. Wanita yang gemuk atau kurus.
  4. Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui.
  5. Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.
  6. Wanita pasca keguguran/abortus.
  7. Wanita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan anemia.
  8. Wanita dengan siklus haid tidak teratur.
  9. Wanita dengan nyeri haid hebat, riwayat kehamilan ektopik, kelainan payudara jinak.
  10. Wanita dengan diabetus melitus tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
  11. Wanita dengan penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis atau tumor jinak ovarium.
  12. Wanita yang menderita tuberkulosis pasif.
  13. Wanita dengan varises vena.



Kriteria Yang Tidak Dapat Menggunakan Pil Kombinasi
Kriteria yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi terbagi dalam:
  1. Kontra indikasi absolut.
  2. Kontra indikasi relatif.
Kontra Indikasi Absolut
Yang termasuk dalam kontra indikasi absolut antara lain: tromboplebitis atau tromboemboli, riwayat tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal genetalia yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.
Kontra Indikasi Relatif
Yang termasuk dalam kontra indikasi relatif antara lain: sakit kepala (migrain), disfungsi jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varises, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis selama kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit reumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, kolitis ulseratif.
Selain itu, kriteria lain yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi adalah:
  1. Wanita yang tidak dapat disiplin minum pil setiap hari.
  2. Wanita yang dicurigai hamil atau hamil.
  3. Wanita yang menyusui secara eksklusif.


Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi
Pil kombinasi mulai digunakan pada:
  1. Hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
  2. Sewaktu mendapat haid.
  3. Setelah melahirkan (pasca keguguran, setelah 3 bulan tidak menyusui, setelah 6 bulan pemberian ASI).
  4. Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonal jenis suntikan dan ingin ganti pil kombinasi.
Hal Khusus yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Pil Kombinasi
Di bawah ini merupakan hal atau keadaan yang memerlukan perhatian.
Keadaan
Saran
Sistolik lebih dari 160 mmHg, diastolik lebih dari 90 mmHg.
Pil tidak boleh digunakan
Anemia bulan sabit

Pil tidak boleh digunakan
Kencing manis
Tanpa komplikasi
Pil dapat diberikan
Migrain
Tanpa gejala neurologik lokal yang berhubungan dengan nyeri kepala
Pil dapat diberikan
Konsumsi fenitoin, barbiturat, rifampisin

Pil etinilestradiol dengan dosis 50 mikrogram

Tanda
Masalah yang Mungkin Terjadi
Stroke, hipertensi, migrain
Kehilangan penglihatan atau kabur
Stroke, hipertensi, atau masalah vaskular
Nyeri dada hebat, batuk, nafas pendek
Serangan jantung atau bekuan darah dalam paru
Nyeri abdomen hebat
Penyakit kandung empedu, bekuan darah, pankreatitis
Tidak terjadi perdarahan/spotting setelah selesai minum pil
Kemungkinan hamil
Nyeri tungkai hebat (betis atau paha)
Sumbatan pembuluh darah tungkai





Efek Samping dan Penanganan
Di bawah ini merupakan penanganan dari efek samping dari penggunaan pil kombinasi.
Efek Samping
Amenore (tidak ada perdarahan atau spotting
  • Lakukan tes kehamilan atau periksa dalam, bila tidak hamil dan cara minum sudah benar (tidak masalah).
  • Tidak haid kemungkinan kurang adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium (tidak perlu pengobatan).
  • Berikan pil estrogen dosis 50 mikrogram atau dosis estrogen tetap, dosis progestin dikurangi.
  • Hentikan penggunaan pil dan yakinkan pasien tidak ada efek samping pada janin, bila kemungkinan hamil.
Perdarahan pervaginam atau spotting



Pil kombinasi terbagi dalam berbagai merk, dan biasanya di dalammya terdapat brosur tentang cara pemakaiannya. Sebelum menggunakan pil kombinasi, baca dengan seksama dan pahami bagaimana minum pil dalam keadaan khusus.
Catatan:
Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan untuk mengikuti anak panah (sesuai hari) yang menunjuk deretan pil berikutnya.
Petunjuk Umum
Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum:
  1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
  2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
  3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
  4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada pada kemasan.
  5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.
  6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan yang baru.
  7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.
  8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.
  9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.
  10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
Aturan Pil Lupa
Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).

Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode barier.

Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum dan aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien tentang berbagai metode kontrasepsi

2) Kontrasepsi Pil Progestin
Kontrasepsi
Kontrasepsi Pil Progestin
Kontrasepsi pil progestin bekerja mencegah kehamilan dengan cara mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Mini pil ini hanya mengandung progestin saja tanpa estrogen. Keefektifan berkurang bila pil tidak diminum di waktu yang sama setiap harinya.
Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang menginginkan kontrasepsi oral namun tidak bisa menggunakan pil kombinasi karena pengaruh estrogen dapat membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang menyusui.
  1. Efektivitas
    Kehamilan terjadi pada 0,5–5/100 wanita
  2. Keuntungan
    Mula kerja cepat (24 jam setelah pemakaian pil), menurunkan kejadian menoragia dan anemia. Dapat digunakan pada wanita menyusui. Mencegah terjadinya kanker endometrium, tidak memiliki efek samping yang berkaitan dengan estrogen (bekuan darah di vena tungkai)
  3. Kerugian
    Harus diminum di waktu yang sama setiap hari, kurang efektif dibandingkan pil kombinasi, membutuhkan resep dokter
  4. Efek samping
Penambahan berat badan, jerawat, kecemasan, bercak, angka kejadian terjadinya perdarahan tidak teratur tinggi
  1. Cara pemakaian
Pil harus diminum setiap hari, termasuk di waktu haid. Sebaiknya pil diminum pada waktu yang sama
  1. Pengembalian kesuburan
Cepat ketika pil dihentikan



Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.
Mini pil terbagi dalam dua jenis yaitu:
  1. Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil.
  2. Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil.
Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil mengandung 75 mikro gram desogestrel. Sedangkan mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron.
Gambar. Mini pil kemasan 28 pil
Gambar. Mini pil kemasan 35 pil
Contoh mini pil antara lain:
  1. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron.
  2. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
  3. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
  4. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
  5. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.
Cara Kerja
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau mini pil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:
  1. Menghambat ovulasi.
  2. Mencegah implantasi.
  3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
  4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.
Efektifitas
Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin).
Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain:
  1. Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
  2. Penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa.
  3. Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.
Manfaat
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Manfaat Kontrasepsi Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut:
  1. Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten.
  2. Tidak mempengaruhi ASI.
  3. Nyaman dan mudah digunakan.
  4. Hubungan seksual tidak terganggu.
  5. Kesuburan cepat kembali.
  6. Efek samping sedikit.
  7. Dapat dihentikan setiap saat.
  8. Tidak mengandung estrogen.
Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut:
  1. Mengurangi jumlah darah haid.
  2. Mengurangi kejadian anemia.
  3. Menurunkan pembekuan darah.
  4. Mengurangi nyeri haid.
  5. Mencegah kanker endometrium.
  6. Melindungi dari penyakit radang panggul.
  7. Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami komplikasi dapat menggunakan.
  8. Tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
  9. Mengurangi gejala pre menstrual sindrom.

Kerugian
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai kerugian, antara lain:
  1. Memerlukan biaya.
  2. Harus selalu tersedia.
  3. Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.
  4. Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.
  5. Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
  6. Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten.
  7. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
  8. Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.
Efek Samping
Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
  1. Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
  2. Peningkatan/penurunan berat badan.
  3. Payudara tegang.
  4. Mual.
  5. Pusing.
  6. Perubahan mood.
  7. Dermatitis atau jerawat.
  8. Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi sangat jarang.
Indikasi
Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau mini pil antara lain:
  1. Wanita usia reproduksi.
  2. Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.
  3. Pasca persalinan dan tidak menyusui.
  4. Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.
  5. Pasca keguguran.
  6. Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.
  7. Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin.
  8. Perokok segala usia.
Kontra Indikasi
Kriteria yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin atau mini pil antara lain:
  1. Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
  2. Wanita yang diduga hamil atau hamil.
  3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
  4. Riwayat kehamilan ektopik.
  5. Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
  6. Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
  7. Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
  8. Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
  9. Wanita dengan miom uterus.
  10. Riwayat stroke.
Penanganan Efek Samping
Di bawah ini merupakan penanganan dari beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan mini pil.
Efek Samping
Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu tindakan khusus (cukup konseling).
Bila hamil, hentikan pil dan berikan penjelasan bahwa mini pil tidak mengganggu pertumbuhan janin.
Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien (jangan berikan obat-obatan hormonal).
Perdarahan tidak teratur/spotting
Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan, tidak perlu tindakan khusus. Berikan alternatif kontrasepsi lain, bila pasien tidak dapat menerima kondisi tersebut.



Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid (tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:
  1. Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.
  2. Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti dengan mini pil.
  3. Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).
Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila:
  1. Diduga tidak terjadi kehamilan.
  2. Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).
  3. Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).
Selain itu, mini pil dapat digunakan saat:
  1. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya, apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.
  2. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil. Pil dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.

Cara Minum Pil Progestin atau Mini Pil
Di bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:
  1. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
  2. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.
  3. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali.
  4. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.
  5. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
  6. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
  7. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.
  8. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan pertama).
  9. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke pelayanan kesehatan.
  10. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (termasuk HBV dan HIV/AIDS) atau lupa minum pil.
Aturan Pil Lupa
Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:
  1. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat dan gunakan metode barier selama 48 jam.
  2. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan gunakan metode barier sampai akhir bulan.
Hal yang Perlu Disampaikan Pada Pasien
Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:
  1. Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama. Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu kesehatan.
  2. Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing, ataupun nyeri payudara.
  3. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi obat-obatan tuberkulosis ataupun epilepsi.
  4. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid, kemungkinan terjadi kehamilan.
  5. Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.
  6. Masalah penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, kemungkinan terjadi hipertensi atau masalah vaskuler.
  7. Segere ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di atas.
b.Suntikan
1) Suntikan Kombinasi
Maksud istilah kombinasi disini adalah suntikan Estrogen-Progesteron. Dengan diberikan secara intramuskular setiap bulan, mengandung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat. Siklus menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan.
  1. Efektivitas
    kehamilan terjadi pada 0,3/100 wanita
  2. Keuntungan
    mula kerja cepat dan sangat efektif, bekerja dalam waktu lama, tidak mengganggu menyusui, mengurangi rasa nyeri dan haid yang keluar, dapat dipakai pada hari ke 3 – 5 pasca persalinan, dan segera setelah keguguran
  3. Kerugian
    meningkatkan berat badan karena nafsu makan yang meningkat, lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali, perdarahan tidak menentu, suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan secara teratur, tidak melindungi dari PMS


  1. Efek samping
Peningkatan berat badan, rambut rontok, tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea (1 tahun pertama), jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun
  1. Pengembalian kesuburan
Tidak selama kontrasepsi suntikan progestin.
Kontrasepsi suntik ada tiga yaitu kombinasi, progestin, dan testosteron. Untuk suntikan kombinasi mengandung 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5mg estradiol sipionat (cyclofem), atau 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat. Cara kerja KB suntik hampir sama dengan KB pil kombinasi, hanya saja KB suntik diberikan sebulan sekali dengan dosis yang lebih tinggi dari pil sehingga cenderung merusak keteraturan hormon. Keuntungan, keterbatasan serta kontraindikasi KB suntik kombinasi juga sama dengan pil kombinasi, bedanya KB suntik memerlukan pelayanan kesehatan. Suntikan pertama dilakukan saat haid, 42 hari pasca persalinan, atau sewaktu-waktu dengan menggunakan kontrasepsi lain selama tujuh hari.
Kandungan KB suntik progestin ada dua macam yaitu depo medroksiprogesteron asetat (depoprovera) yang diberikan tiap tiga bulan dan depo noretisteron enantat (depo noristerat) yang disuntikkan tiap dua bulan. Cara kerja, keuntungan, kerugian, sera kontraindikasinya sama dengan pil progestin, hanya saja kembalinya kesuburan lebih lama karena obat diberikan dalam dosis tinggi dengan jeda waktu yang lama, sehingga system kerja hormon tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Baru-baru ini ditemukan jenis kontrasepsi hormonal yang menggunakan testosterone. Kontrasepsi ini diperuntukkan laki-laki dengan waktu injeksi setiap bulan. Keuntungan kontrasepsi ini adalah efektivitas 100% dan kesuburan bisa segera kembali setelah pemakaian dihentikan.
2) Kontrasepsi Suntikan progestin
Kontrasepsi

Kontrasepsi Suntikan Progestin
Kontrasepsi suntikan progestin mencegah kehamilan dengan mekanisme yang sama seperti progestin pil namun kontrasepsi ini menggunakan  suntikan intramuskular (dalam otot <bokong atau lengan atas>). Yang digunakan adalah long-acting progestin, yaitu Norestiteron enantat (NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone acetat (DPMA), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan.
  1. Efektivitas
    kehamilan terjadi pada 0,3/100 wanita
  2. Keuntungan
    mula kerja cepat dan sangat efektif, bekerja dalam waktu lama, tidak mengganggu menyusui, mengurangi rasa nyeri dan haid yang keluar, dapat dipakai pada hari ke 3 – 5 pasca persalinan, dan segera setelah keguguran
  3. Kerugian
    meningkatkan berat badan karena nafsu makan yang meningkat, lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali, perdarahan tidak menentu, suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan secara teratur, tidak melindungi dari PMS
  4. Efek samping
Peningkatan berat badan, rambut rontok, tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea (1 tahun pertama), jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun
  1. Pengembalian kesuburan
5-7 bulan setelah penghentian suntikan
a.       Implant
Jenis-jenis :
         Norplant → 6 btang silastik lembut berongga, panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, dengan isi 36 mg levonorgestrel, lama kerja 5 tahun
         Implanon → 1 batang putih lentur, panjang 40 mm, diameter 2 mm, isi 68 mg 3-kento-desogestrel, lama kerja 3 tahun
         Jadena dan Indoplan → 2 batang, isi 75 mg levonorgestrel, lama kerja 3 tahun
Cara kerja :
         Lendir serviks jadi kental
         Mengganggu motilitas tuba sehingga transport sperma maupun terganggu
         Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
         Menekan ovulasi ( mengganggu keseimbangan hormon esterogen, progesteron, dan gonotropin )
Keuntungan :
         Efektifitas tinggi
         Kontrasepsi jangka panjang
         Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
         Bebas dari pengaruh esterogen
         Tidak mengganggu ASI
         Mahal
         Perdarahan
         Mengurangi nyeri haid
         Mengurangi jumlah darah haid
         Melindungi tjdnya kanker endometrium
         Melindungi diri dari PID
Efek samping :
         Nyeri kepala
         Peningkatan atau penurunan berat badan
         Nyeri payudara
         Mual
         Amenorea
         Spotting
         Ekspulsi
         Infeksi pada daerah insersi

Waktu pemasangan :
         Hari ke 2 atau hari ke 7 siklus haid
         Pasca keguguran
         40 hari / 16 mggu pasca persalinan, setelah haid datang
         Bila menyusui, antara 6 mggu sampai 6 bulan
Kontraindikasi :
         Hamil
         Penyakit hati
         Penyakit kuning
         Hipertensi
         Kelainan tromboembolik
         Kanker payudara
         Perdarahan yang tidak jelas
         Kanker genital
         Miom uterus
         DM
Indikasi :
         Ingin kontrasepsi jangka panjang
         Wanita menyusui
         Pasca persalinan dan tidak menyusui
         Pasca keguguran
         Riwayat KET
         TD < 160/90 mmHg


2.Intra Uterine Devices
JENIS AKDR :
n  Lippes  loop
n  Cu – T
n  Cu – 7
n  Multiload
Keuntungan AKDR :
n  Pemasangan tidak memerlukan teknis yang sulit
n  Kontrol medis yang ringan
n  Penyulit tidak terlalu berat
n  Pulihnya kesuburan setelah AKDR  dicabut
n  Metode jangka panjang
n  Dapat digunakan samapai menopause ( 1 thn atau lebih)
KERUGIAN AKDR :
n  Masih terjadi kehamilan in situ
n  Leokorea
n  Infeksi
n  Tali AKDR dapat menyebabkan perlukaan portio dan menggangu hubngan seksual
n  Tidak dapat mencegah PMS / HIV AIDS
n  Kejang perut selama 3-5 hari setelah pemasangan
n  Perdarahan hebat
n  Haid bertambah banyak dan lama
n  Penyakit Radang Panggul
n  Nyeri waktu senggama

CARA KERJA AKDR :
n  Menghambat kemampuan sperma
n  Mempengaruhui fertilisasi
n  Mengentalkan lendir serviks
KAPAN/WAKTU PEMASANGAN AKDR
n  Hari 2 atau hari 3 selama menstruasi
n  Selesai menstruasi
n  Tiga bulan pasca persalinan
n  Bersamaan dengan Sectio Sesarea
n  Setelah abortus atau kuretase
AKDR TIDAK DAPAT DIPASANG BILA :
n  Infeksi genetalia  : servisitis dan vaginitis
n  Sedang hamil
n  Penderita Diabetes
n  Penderita tumor/kanker payudara
n  Penderita kanker servik atau tropoblas ganas
n  Perdarahan yang tidak diketahui sebab
n  Varises pada tungkai dan vulva
KAPAN AKDR DICABUT :
n  Bila ingin hamil
n  Leokorea
n  Terjadi infeksi
n  Terjadi perdarahan
n  Terjadi kehamilan

PEMERIKSA ULANG AKDR :
n  4  sampai 6 minggu setelah pemasangan
n  2 Bulan setelah pemasangan
n  6 bulan sampai 1 tahun setelah pemasangan
KEMBALI KE KLINIK BILA :
n  Tidak dapat meraba benang AKDR
n  Merasakan bagian yang keras dari AKDR
n  AKDR terlepas/eksspulsi
n  Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan adanya infeksi
3.      Sterilisasi
a.      Tubektomi
Profil
  • Sangat efektif dan mantap
  • Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana
  • Tidak ada efek samping
  • Konseling dan informed consent (persetujuan tindakan) mutlak diperlukan
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seseorang perempuan
Mekanisme Kerja
  • Minilaparotomi
  • Laparoskopi
Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
Keuntungan Kontrasepsi
Keuntungan Non Kontrasepsi
  • Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)
  • Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
  • Tidak bergantung pada faktor senggama
  • Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risik kesehatan yang serius
  • Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
  • Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
  • Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium)
  • Berkurangnya risiko kanker ovarium
Keterbatasan
  • Harus dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisasi
  • Klien dapat menyesal di kemudian hari
  • Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
  • Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
  • Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi untuk proses laparoskopi)
  • Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS
Isu-isu Klien
  • Klien mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur ini
  • Informed consent harus diperoleh dan standard consent form harus ditanda-tangani oleh klien sebelum prosedur dilakukan
  • Usia > 26 tahun
  • Paritas (jumlah anak) minimal 2 dengan umur anak terkecil > 2 thn
  • Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
  • Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
  • Pascapersalinan dan atau pasca keguguran
  • Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
Yang Tidak Boleh Menjalani Tubektomi
Kapan Dilakukan
  • Hamil
  • Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
  • Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
  • Tidak boleh menjalani proses pembedahan
  • Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan
  • Belum memberikan persetujuan tertulis
  • Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak hamil
  • Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
  • Pascapersalinan; minilap di dalam waktu 2 hari atau hingga 6 minggu atau 12 minggu, laparoskopi tidak tepat untuk klien pascapersalinan
  • Pascakeguguran; Triwulan pertama (minilap atau laparoskopi), Triwulan kedua (minilap saja)
b.      Vasektomi
Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua kata yaitu vas dan ektomi. Vas atau vasa deferensia artinya adalah saluran benih yaitu saluran yang menyalurkan sel benih jantan (spermatozoa) keluar dari buah zakar (testis) yaitu tempat sel benih itu diproduksi menuju kantung mani (vesikulaseminalis) sebagai tempat penampungan sel benih jantan sebelum dipancarkan keluar pada saat puncak sanggama (ejakulasi). Ektomi atau ektomia artinya pemotongan sebagian. Jadi vasektomi artinya adalah pemotongan sebagian (0.5 cm – 1 cm) saluran benih sehingga terdapat jarak diantara ujung saluran benih bagian sisi testis dan saluran benih bagian sisi lainya yang masih tersisa dan pada masing-masing kedua ujung saluran yang tersisa tersebut dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi buntu/tersumbat.
Cara Kerja :
Saluran vas deferens yang berfungsi mengangkut sperma dipotong dan diikat, sehingga aliran sperma dihambat tanpa mempengaruhi jumlah cairan semen. Jumlah sperma hanya 5% dari cairan ejakulasi. Cairan semen diproduksi dalam vesika seminalis dan prostat sehingga tidak akan terganggu oleh vasektomi.
Efektifitas : 99% lebih
Indikasi dan Kontraindikasi :
Ø  Indikasi :
- Menunda kehamilan
- Mengakhiri kesuburan
- Membatasi kehamilan
- Setiap pria, suami dari suatu pasangan usia subur yang telah memiliki jumlah anak cukup dan tidak ingin menambah anak.

Ø  Kontraindikasi :
- Peradangan kulit atau jamur pada kemaluan.
- Peradangan pada alat kelamin pria.
- Penyakit kencing manis.
- Kelainan mekanisme pembekuan darah.
- Infeksi didaerah testis (buah zakar) dan penis
- Hernia (turun bero)
- Varikokel (varises pada pembuluh darah balik buah zakar)
- Buah zakar membesar karena tumor
- Hidrokel (penumpukan cairan pada kantong zakar)
- Buah zakar tidak turun (kriptokismus)
- Penyakit kelainan pembuluh darah
Keuntungan dan Kerugian :
a. Keuntungan :
- Tidak akan mengganggu ereksi, potensi seksual, produksi hormon.
- Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi. Dapat digunakan seumur hidup.
- Tidak menggangugu kehidupan seksual suami istri.
- Tidak mengganggu produksi ASI (untuk kontap wanita).
- Lebih aman (keluhan lebih sedikit)
- Lebih praktis (hanya memerlukan satu kali tindakan)
- Lebih efektif (tingkat kegagalannya sangat kecil)
- Lebih ekonomis (hanya memerlukan biaya untuk sekali tindakan)
- Tidak ada mortalitas/kematian.
- Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.
- Tidak ada resiko kesehatan.
- Tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan.
- Sifatnya permanen.
b. Kerugian :
- Memerlukan operasi bedah
- Prosedur ini hanya untuk pasangan yang sudah memutuskan untuk tidak akan punya anak lagi.
- Harus dengan tindakan pembedahan.
- Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari atau minggu sampai sel mani menjadi negatif.
- Tidak dapat dilakukan dengan orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
Efek Samping dan Komplikasi :
a. Efek Samping :
- Timbul rasa nyeri.
- Abses pada bekas luka.
- Hematoma atau membengkaknya kantung biji zakar karena pendarahan.
b. Komplikasi :
- Pendarahan
- Peradangan bila sterilisasi/ alat proses kurang

Hal penting lain di luar poin-poin di atas :
a.       Digunakan atas permohonan pasangan suami istri yang sah, tanpa paksaan dari pihak lain dalam bentuk apapun, telah di anugrahkan 2 orang anak dengan umur anak terkecil sekitar 2 tahun dengan mempertimbangkan umur istri sekurang-kurangnya 25 tahun.
b.      Setiap calon peserta vasektomi harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukannya hambatan atau kontraindikasi atau menjalani kontap. Pemeriksaan seorang dokter diperlukan untuk dapat memutuskan apakah seseorang dapat menjalani vasektomi .
c.       Pelayanan Vasektomi dapat diperoleh di : Rumah sakit , Puskesmas , Klinik KB
d.      Nasehat Pra tindakan
e.       Sebelum Tindakan
f.       Tidur dan istirahat yang cukup
g.      Mandi dan bersihkanlah daerah yang sekitar kemaluan
h.      Pakailah celana dalam yang bersih
i.        Dianjurkan makan dulu sebelum pergi ke Klinik
j.        Bawalah surat persetujuan dari Istri yang telah di tandatangan.
k.      Tiba di Klinik Hubungi Petugas Klinik Tunggulah hingga tiba giliran dilayan
l.        Nasehat Pasca Tindakan
m.    Sesudah tindakan
n.      Istirahatlah satu /dua hari
o.      Jagalah luka bekas operasi, jangan sampai terkena air/ kotoran
p.      Pakailah celana dalam yang bersih
q.      Makanlah obat yang diberikan sesuai dengan anjuran
r.        Kembalilah memeriksakan diri ke klinik setelah satu minggu.
s.       Bila akan melakukan hubungan suami istri dalam periode pertama 15 kali mengeluarkan air mani sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi Dilarang :
1.      Melakukan pekerjaan yang berat seperti : Memikul, Mencangkul, Memanjat Pohon/naik sepeda selama satu pekan setelah operasi.
2.      Melakukan hubungan Suami Istri bila :
3.      Luka operasi belum sembuh (biasanya sekitar 6 hari)  Tidak memakai alat kontrasepsi (biasanya sampai dengan 15 kali keluarnya air mani) Kembalilah segera ke klinik:
a.       ika dari luka operasi terjadi pendarahan yang tidak berhenti
b.      Jika suhu tubuh meninggi
c.       Jika pada daerah operasi timbul rasa nyeri yang hebat.
d.      Vasektomi Rp 75.000 – 1.200.000 (Sudah termasuk biaya dokter)






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar