Rabu, 28 Januari 2015

Keluarga Berencana (KB)



KATA PENGANTAR
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.
KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang.


                                                                                                                       
                                                                                                                        Penulis














BAB I
KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

A.    Pengertian Penduduk
PENDUDUK (UU.RI. No.10 tahun 1992): Orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga Negara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah Negara pada waktu tertentu.
B.     Dinamika Kependuduk
Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu:
Ø  Fertilitas
Ø  Mortalitas
Ø  Migrasi.
·         Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
      Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan.
      Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor – faktor pendorong dan penarik bagi orang – orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar.
Dinamika kependudukan berkaitan dengan proses kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk dalam suatu kehidupan masyarakat. Perubahan pada dinamika kependudukan membawa perubahan pola hidup sosial sehingga mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Selain itu, perubahan pada dinamika kependudukan juga membentuk, mempercepat, maupun menghambat perubahan unsur lain dalam sistem sosial. Dengan demikian, dinamika kependudukan diartikan sebagai perubahan kependudukan pada suatu daerah tertentu dari waktu ke waktu
      Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk :
 Faktor Demografi, antara lain :
     Struktur usia
     Struktur perkawinan
     Umur kawin pertama
     Paritas
     Proporsi yang kawin
      Faktor Non Demografi, antara lain :
     Keadaan ekonomi penduduk
     Tingkat pendidikan
     Perbaikan status perempuan
     Urbanisasi dan industrialisasi
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas :
      Crude Death Rate (CDR) Adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
      Age Specific Death Rate (ASDR) Adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
      Infant Mortality Rate (IMR) Adalah tingkat kematian bayi
Karakter kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :
      Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan
      Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda
      Penduduk dengan perbedaan pendapatan
      Perbedaan jenis kelamin
      Penduduk dengan perbedaan status kawin
      Faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi :
      Faktor individu
      Faktor yang terdapat di daerah asal
      Faktor yang terdapat di daerah tujuan
      Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
      Penduduk: 241.973.879 jiwa
      Wilayah : 1.919.440 km2
      Kepadatan: 126 jiwa/km2

C.    Faktor-faktor Demografi Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk
1.      Kelahiran
2.      Kematian
3.      Migrasi

D.    Transisi Demografi
Mortality: tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
E.     Masalah Kependudukan di Indonesia
1.      Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus tahun 1990 berjumlah 179246785 dari jumlah tersebut komposisi usianya tidak berimbang yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah baru. Katagori Berdasarkan Usia Sebagai Berikut :
U S I A (Thn) Jumlah (Jiwa)
ž  0 - 4                 20.985.144
ž  5 - 9                 23.223.058
ž  10 - 14             21.482.141
ž  15 - 19             18.926.983
ž  20 - 24             16.128.352
ž  25 - 29             15.623.530
ž  30 - 34             13.245.794
ž  35 - 39             11.184.217
ž  40 - 44             8.081.636
ž  45 - 49             7.565.664
ž  50 - 54             6.687.586
ž  55 - 59             4.831.697
ž  60 - 64             4.526.451
ž  65 - 69             2.749.724
ž  70 - 74             2.029.026
ž  >75                  4.415
Sumber : Kantor BPS Jawa Timur
Kepadatan penduduk dapat di hitung dengan menggunakan rumus :
KP = Jumlah penduduk suatu wilayah
                        Luas wilayah
Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15% hingga 2,49% per tahun. Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (mingrasi).
Masalah kependudukan di Indonesia pada saat ini menjadi sangat rawan bila tidak ada usaha untuk mengelola ledakan penduduk dengan baik, yang merupakan bahaya besar untuk kelangsungan hidup. kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang, walaupun sudah dilakukan upaya pemerataan melalui program transmigrasi dan gerakan kembali ke Desa dan juga pengendalian jumlah penduduk dengan program KB.
Dilihat dari tingkat pertambahan penduduknya Indonesia masih tergolong tinggi, bila tidak di upayakan pengendaliannya akan menimbulkan banyak masalah. Masalah kependudukan di Indonesia ini terdiri dari beberapa faktor yaitu masalah akibat angka kelahiran, masalah akibat angka kematian, masalah komposisi jumlah penduduk, masalah angkatan kerja, masalah mobilitas penduduk di Indonesia, masalah kepadatan penduduk di Indonesia, masalah perkawinan dan perceraian.
Indikator Karakteristik Penduduk Indikator penting tentang umur dan jenis kelamin maupun jumlah penduduk adalah:
  1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
  2. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
  3. Tingkat pertumbuhan penduduk
Masalah-masalah yang dapat timbul akibat keadaan demikian adalah :
A.    Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga.
Banyaknya beban tanggungan yang harus dipenuhi biaya hidupnya oleh sejumlah manusia produktif yang lebih sedikit akan mengurangi pemenuhan kebutuhan ekonomi dan hayat hidup.
B.     Aspek pemenuhan gizi.
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat pada pemenuhan makanan yang dibutuhkan baik jumlah makanan (kuantitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan atau kurang gizi (malnutrition). Pada gilirannya nanti bila kekurangan gizi terutama pada usia muda (0 -5 tahun). Akan mengganggu perkembangan otak bahkan dapat terbelakang mental (mental retardation). Ini berarti mengurangi mutu SDM masa yang akan datang
C.     Aspek Pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang tidaksedikit, sehingga diperlukan dukungan kemampuan ekonomi semua termasuk orang tua. Apabila kemampuan ekonomi kurang mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi yung mengakibatkan pada kualitas pendidikan tersebut kurang
D.    Lapangan Kerja
Penumpukan jumlah penduduk usia muda atau produktif memerlukan persiapan lapangan kerja masa mendatang yang lebih luas. Hal ini merupakan bom waktu pencari kerja atau penyedia kerja. Apabila tidak dipersiapkan SDMnya dan lapangan kerja akan berdampak lebih buruk pada semua aspek kehidupan.
Alternatif Pemecahan yang diperlukan :
(a) Pengendalian angka kelahiran melalui KB.
(b) Peningkatan masa pendidikan.
(c) Penundaaan usia perkawinan
2.      Persebaran dan kepadatan penduduk
Permasalahan yang muncul adalah tidak meratanya kepadatan penduduk antar daerah di Indonesia. Secara ekonomis, permasalahan yang muncul dari kondisi ini adalah, rendahnya produktivitas daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah.
3.      Struktur umur  Penduduk
ž  Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk utama. Pengelompokan penduduk berdasarkan kedua karakteristik tersebut selalu diperlukan dalam menganalisis data.
ž  Melalui analisis komponen penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin disuatu daerah atau negara, dapat dihitung berbagai perbandingan atau rasio.

4.      Kelahiran dan Kematian
a.       Kelahiran
Ukuran tingkat kelahiran yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah angka kelahiran total Fertility Rate (TFR) dan angka kelahiran menurut umur atau Age specific Fertility Rate (ASFR).
TFR merupakan ukuran tingkat kelahiran yang menunjukkan rata-rata jumlah anak yang akan dilahirkan oleh seorang wanita, seandainya dia dapat hidup sampai akhir masa reproduksinya (umur 15-49 tahun).
Adapun pertimbangan penerapan metode tersebut antara lain:
ž  Karena tidak tersedianya data angka kelahiran secara lengkap dari hasil registrasi selama periode tahun 1990-2000.
ž  Dapat menghasilkan ukuran kelahiran menurut umur ibu (ASFR)
ž  Paling memungkinkan untuk keperluan trend dna untuk menjaga kesinambungan data.
b.      Kematian
Ukuran tingkat kematian yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah angka kematian bayi atau infant mortality rate (IMR), karena IMR merupakan salah satu indikator yang penting yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat.
Adapun pertimbangan penerapan metode tersebut antara lain adalah:
1.      Karena tidak tersedianya data dasar kematian periode tahun 1990-2000
2.      Dapat memberikan rujukan untuk setiap kelompok umur wanita



Tidak ada komentar:

Posting Komentar