RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
METODE
KONTRASEPSI SEDERHANA TANPA ALAT
NI WAYAN ETI PARWATI
NIM : 13140073
KELAS : F11.1
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN
PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI
YOGYAKARTA
2014
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Prodi/Fakultas : D-III Kebidanan/Ilmu
Kesehatan
Nama Institusi : Universitas Respati
Yogyakarta
Mata Kuliah : Pelayanan KB
Beban studi : 3 SKS (T = 1; P =
2)
Kelas/Semester : A. 92 /IV (Empat)
Pertemuan Ke- : 14 (Empat belas)
Alokasi
Waktu : 50 Menit
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memberikan
pelayanan KB dengan metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat.
Kompetensi Dasar :
1. Mahasiswa
mampu memahami metode kontrasepsi alamiah dengan kalender (agino-knauss).
2. Mahasiswa
mampu memahami metode kontrasepsi alamiah dengan suhu badan (thermal).
3. Mahasiswa
mampu memahami metode kontrasepsi alamiah dengan lendir cervic (Metode Ovulasi
Billings/MOB).
Indikator :
1. 1 Menjelaskan
definisi metode kalender.
1. 2 Menyebutkan
keuntungan dan kekurangan metode
kalender.
1. 3 Menjelaskan
efektifitas metode kalender.
1. 4 Menerapkan
cara penggunaan metode kalender.
2.1
Menjelaskan definisi
metode suhu badan.
2.2
Menjelaskan efektifitas
metode suhu badan.
2.3
Menyebutkan keuntungan
dan kekurangan metode suhu badan.
2.4
Menerapkan teknik
metode suhu badan basal.
3.1
Menjelaskan definisi
metode lendir cervic.
3.2
Menjelaskan efektifitas
metode lendir cervic.
3.3
Menyebutkan keuntungan
dan kekuranagan metode lendir cervic.
3.4
Menerapkan cara
penggunaan metode lendir cervic.
I.
Tujuan
Pembelajaran :
Setelah
mengikuti pembelajaran ini, diharapkan:
1. 1 Mahasiswa
mampu menjelaskan definisi metode kalender.
1. 2 Mahasiswa
mampu menyebutkan keuntungan dan kekurangan metode kalender.
1. 3 Mahasiswa
mampu menjelaskan efektifitas metode kalender.
1. 4 Mahasiswa
mampu menerapkan cara penggunaan metode kalender.
2.1
Mahasiswa mampu menjelaskan
definisi metode suhu badan.
2.2
Mahasiswa mampu
menjelaskan efektifitas metode suhu badan.
2.3
Mahasiswa mampu
menyebutkan keuntungan dan kekurangan metode suhu badan.
2.4
Menerapkan teknik
metode suhu badan basal.
3.1
Mahasiswa mampu
menjelaskan definisi metode lendir cervic.
3.2
Mahasiswa mampu
menjelaskan efektifitas metode lendir cervic.
3.3
Mahasiswa mampu
menyebutkan keuntungan dan kekurangan metode lendir cervic.
3.4
Mahasiswa mampu menerapkan
cara penggunaan metode lendir cervic.
II.
Materi
Pembelajaran :
Terlampir
III.
Metode
Pembelajaran
Ceramah dan Tanya tawab
IV.
Alat/Media/Sarana
Pembelajaran:
1 LCD
2 Laptop
3 Power point
4 Laser Pointer
5 White board dan spidol
V.
Langkah-langkah
Pembelajaran :
No.
|
Tahap
Kegiatan/(Alokasi Waktu)
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
|
KegiatanGuru/Dosen
|
KegiatanMahasiswa
|
||
1.
|
Kegiatan
awal
(5
menit)
|
a.
Memberi salam
b.
Melakukan Apersepsi
c.
Menyampaikan topik
dan tujuan pembelajaran
d.
Memberikan motivasi
|
a.
Menjawab
salam
b. Memperhatikan
c.
Memperhatikan
d. Memperhatikan
|
2.
|
Kegiatan
Inti
( 30 menit)
|
a. Menjelaskanmetode
kontasepsi sederhana tanpa alat meliputi metode kalender, metode suhu tubuh
dan metode lendir cervic.
b.
Memberikesempatanmahasiswauntukbertanya
|
a.
Memperhatikan
b. Bertanyamengenaihal yang kurangjelas.
|
3.
|
Penutup
(10menit)
|
a.
Melakukanevaluasidenganmetodetanyajawabtentangmateri
yang diberikan
b.
Menyimpulkanbersamatentangmateri
yang diberikan
c.
Memberikan tugas
d.
Menyampaikan
referensi yang digunakan.
e.
Menutuppembelajaran.
|
a.
Menjawabpertanyaan
b.
Menyimpulkanmateri
c.
Memperhatikan
d.
Memperhatikan
e.
Menjawabsalam
|
VI.
Evaluasi
:
Jenis penilaian : Tes lisan
Soal :
1. Apa
yang dimaksud dengan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat?
2. Tentukan
perhitungan masa subur dengan metode kalender dan kapan tidak boleh melakukan
hubungan seksual pada kasus berikut:Ny.A menyatakan telah mengamati siklus
haidnya selama 8 bulan dan didapatkan data bahwa siklus haid terpendeknya 25
hari dan siklus terpanjangnya 30 hari.
3. Jelaskan
pengertian metode suhu basal tubuh?
4. Sebutkan
karakteristik lendir serviks pada saat masa ovulasi?
Kunci Jawaban :
1. Metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat adalah salah satu metode kontrasepsi
berdasarkan timing (waktu) berhubungan seksual sesuai dengan siklus haid
wanita.
2. Perhitungan
masa subur :
Hari pertama masa subur
= 25-18 = 7
Hari terakhir masa
subur = 30-11 = 19
Jadi Ny.A harus
abstinen/tidak melakukan hubungan seksual pada hari ke-7 sampai dengan hari
ke-19 dari siklus menstruasinya.
3. Metode
suhu basal tubuh adalah suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengukur
suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh
basal yang dapat menentukan masa ovulasi.
4. Karakteristik
lendir serviks pada saat masa ovulasi yaitu licin, mulur dan ada perasaan
basah.
VII.
Penilaian
:
Penilaian dengan cara
lisan dilakukan sebagai berikut:
Skor total : 100
Skor 25 : Mahasiswa menjawab dengan benar dan tepat
Skor
10: Mahasiswa menjawab kurang benar dan kurang tepat
Skor
0 : Mahasiswa tidak
menjawab
Anggraini,
Y. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta: Rohima Press.
BKKBN.
(2011). Kamus Istilah Kependudukan dan
Keluarga Berencana. Jakarta : Direktorat Teknologi Informasi dan
Dokumentasi.
Handayani,
S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihana
Hartanto,
H. 2002. Keluarga Berencana dan
Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Morgan,
G. (2009). Obstetri dan Ginekologi :
Panduan Praktik. Jakarta : EGC
Lampiran
Metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat
1.
Metode
Kalender (Ongino-Knaus)
a. Definisi
Metode kalender adalah metode kontrasepsi
atau untuk menghindari proses kehamilan dengan menghindari hubungan seksual
tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari pertama sampai hari terakhir persangkaan
masa subur. Masa subur terjadi disekitar pertengahan siklus haid. Karena masa
subur ada dipertengahan, maka masa tidak subur mengapitnya. Artinya, dalam satu
siklus haid, ada masa tidak subur sebelum ovulasi (pre ovulatory infertile) dan ada masa tidak subur sesudah ovulasi (post ovulatory infertile). Pada kedua
masa tidak subur inilah hubungan seksual tidak menyebabkan kehamilan.
b.
Dasar
Tahun 1931KyusakuOgino di jepangdan HermannKnaus di Austria, yang bekerjasendiri-sendiri,
menemukanbahwa:
Ogino
: ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-14 sebelum haid berikutnya, tetapi dapat
pula terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan datang.
Knaus
: ovulasi selalu terjadi pada hari ke-14 sebelum haid yang akan datang.
c.
Efektifitas
Efektifitasnya bergantung pada keikhlasan
mengikuti petunjuk, angka kegagalan 1-25 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan.
d. Keuntungan Metode Kalender
1) Dapat digunakan untuk mencegah atau
mendapatkan kehamilan.
2) Tanpa risiko kesehatan yang berkaitan
dengan metodenya.
3) Tanpa efek samping sistemik.
4) Murah.
5) Pengetahuan meningkat tentang sistem
reproduksi.
6) Kemungkinan hubungan yang lebih dekat
diantara pasangan.
7) Keterlibatan pihak laki-laki meningkat
dalam perencanaan keluarga.
e. Keterbatasan atau Kekurangan Metode
Kalender
1) Diperlukan banyak pelatihan untuk bisa
menggunakannya dengan benar.
2) Memerlukan pemberian asuhan (non-medis)
yang sudah terlatih.
3) Memerlukan penahanan nafsu selama fase
kesuburan untuk menghindari kehamilan (Handayani, 2010).
4) Dapat menimbulkan frustasi seksual.
5) Pasangan mungkin tidak menyetujui.
6) Memerlukan konseling, motivasi, dan suatu
sistem kepercayaan untuk melaksanakannya.
f. TehnikMetodeKalender
Kalkulasimasasubursecaratradisionaldidasarkanpada
3 asumsi:
1) Ovulasiterjadi pada hari ke-14 tambah kurang 2
hari sebelum permulaan haid berikutnya.
2) Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari.
3) Ovum hidup selama 24 jam.
Siklus masa subur pada setiap wanita tidak
sama. Untuk itu diperlukan catatan siklus haid 8 bulan atau lebih. Satu siklus
haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari pertama haid
berikutnya. Berikut cara mengetahui dan menghitung masa subur:
1) Jika siklus haid teratur maka masa subur
adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 sebelum permulaan haid berikutnya.
2) Jika siklus haid tidak teratur dapat
menentukan masa
subur dengan:
a)
Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari
masa suburnya. Haripertamapersangkaanmasasubur :siklusterpendek – 18.
b) Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan
akhir dari masa suburnya. Hariterakhirpersangkaanmasasubur :siklusterpanjang –
11.
2. Metode Suhu Basal
Tubuh(Termal)
a. Definisi
Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan
dengan mengukur suhu tubuh untuk
mengetahui suhu tubuh basal yang dapat menentukan masa ovulasi. Suhu tubuh
basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada
saat banguntidur dan belum meninggalkan tempat tidur.
Metode suhu basal mendeteksi kapan ovulasi
terjadi. Keadaan ini dapat terjadi karena progesterone, yang dihasilkan oleh
korpus luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh. Sebelum perubahan suhu
basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu tubuh terjadi
peningkatan sedikitnya 0,4oF (0,2-0,5oC) di atas 6 kali
perubahan suhu sebelumnya yang diukur. Pendeteksi peningkatan suhu tubuh ini
kemudian dapat mengidentifikasi dua fase siklus menstruasi, yakni fase luteum
atau fase pasca ovulasi.
b. Dasar
Peningkatansuhubadan basal 0,2-0,5 0C padawaktuovulasi. Peningkatansuhubadan basal mulai 1-2
harisetelahovulasi, dandisebabkanolehpeninggiankadarhormonprogesterone.
c.
EfektifitasMetodeSuhu Basal
Efektifitas metode suhu basal badan cukup
baik dengan angkakegagalan: 0,3-6,6 kehamilan pada 100
wanita per tahun. Keterbatasanutamametodesuhubadan basal
ialahbahwaabstinenssudahharusdilakukanpadamasapra-ovulasi(Hanafi, 2002).
d. Keuntungan Metode Suhu Basal
1) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan
terhadap masa subur.
2) Membantu wanita yang mengalami siklus
tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi.
3) Dapat membantu menunjukkan perubahan
tubuhlain selain lendir servik.
4) Berada dalam kendali wanita.
5) Dapat digunakan untuk mencegah atau
meningkatkan kehamilan.
e. Keterbatasan Metode Suhu Basal
1) Membutuhkan motivasi.
2) Perlu diajarkan oleh spesialis Keluarga
Berencana Alami.
3) Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh
penyakit, kurang tidur, stress atau tekanan emosional, alkohol, penggunaan
sedatifa, imunisasi, iklim, dan gangguan saluran cerna.
4) Apabila suhu tubuh tidak diukur pada
sekitar waktu yang sama setiap hari ini akan menyebabkan ketidakteraturan suhu
tubuh basal.
5) Tidak mendeteksi permulaan masa subur
sehingga mempersulit untuk mencapai kehamilan.
6) Membutuhkan masa pantang yang panjang atau
lama, karena ini hanya mendeteksi masa pasca ovulasi sehingga abstinen sudah
harus dilakukan pada masa pra ovulasi.
f. Teknik Metode Suhu Badan Basal
1) Umumnyadigunakanuntuktermometerkhususdengankalibrasi
yang di perbesar (basal termometer) atau jika tidak tersedia, gunakan
termometer merkuri. Termometer elektronik sedikit kurang akurat.
2) Waktupengukuranharuspadasaat
yang samasetiappagidansetelahtidurnyenyaksedikitnya5-6 jam
sertamasihdalamkeadaanistirahatmutlak.
3) Pengukuran suhu tubuh melalui oral selama
3 menit, rektal dan vaginal selama 1 menit.
4) Pengukuran suhu tubuh basal harus
dilakukan dan dicatat tiap harinya.
5) Jika 6 hari secara berturut-turut suhu
rendah (36,4oC-36,7oC), kemudian 3 hari berturut-turut
suhu lebih tinggi (36,9oC-37,5oC), maka setelah itu dapat
dilakukan senggama tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
3.
Metode
Lendir Serviks (Billings)
a. Definisi
Metode ovulasi dikembangkan pada tahun
1950-an oleh dua orang dokter warga Negara Australia yaitu Drs. Evelin dan John
Billings kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an.
Metode lendir serviks adalah metode kontrasepsi dengan menghubungkanpengawasan
terhadap perubahan lendir serviks wanita yang dapat dideteksi di vulva.
b. Dasar
Perubahandarilendirserviks yang
terjadikarenaperubahankadar estrogen. Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa individu
wanita dapat memperkirakan masa ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus
memperhatikan perubahan suhu basal tubuh.
Perubahan pola tersebut antara lain:
1) Hari-hari kering
Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu
mempunyai 1 sampai beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina
terasa kering.
2)
Hari-hari subur
Ketika terobservasi adanya lendir sebelum
ovulasi, ibu dianggap subur ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis
lendir yang kental dan lengket. Lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah
ada di serviks.
3) Hari puncak
Adalah hari terakhir adanya lendir licin,
mulur dan ada perasaan basah.
c. Efektifitas
metode lendir serviks
1) Angka kegagalan : 0,4-39,7 kehamilan pada
100 wanita pertahun.
2) Disamping abstinens pada saat yang
diperlukan, masih ada 3 sebab lain terjadinya kegagalan atau kehamilan:
a) Pengeluaran lendir mulainya terlambat.
b) Gejala-puncak (peak symptom) timbul terlalu awal/dini.
c) Lendir tidak dirasakan oleh wanita atau
dinilai/interpretasi salah.
d. Keuntungan Metode Lendir Serviks
1)
Memungkinkan setiap kehamilan direncanakan
2)
Dapat membantu pasangan yang ingin hamil
3)
Tidak berbahaya karena menggunakan cara yang alamiah
4)
Ekonomis
5)
Praktis dan mendidik kemandirian
6)
Murah, mudah dan tidak bertentangan dengan agama apapun
7)
Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
8)
Menambahkan pengetahuan tentang sistem reproduksi pada suami dan istri
9)
Memungkinkan mengeratkan relasi atau hubungan melalui peningkatan
komunikasi antara suami istri atau pasangan.
e. Keterbatasan Metode Lendir Serviks
1) Membutuhkan komitmen.
2) Perlu diajarkan oleh spesialis KB Alami.
3) Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk
mempelajari metode.
4) Melibatkan sentuhan pada tubuh, yang tidak
disukai beberapa wanita.
5) Membutuhkan pantang.
6) Jika terdapat keadaan penyulit penentuan
lendir serviks:
a) Keadaan fisiologis : sekresi vagina karena
rangsangan seksual.
b) Keadaan patologis : infeksi vagina,
serviks, penyakit-penyakit, pemakaian obat-obat.
c) Keadaan psikologis : stress (fisik dan
emosional)
f. Peranan Lendir Serviks
Lendirserviks yang
diaturolehhormon estrogen dengan progesterone
ikutberperandalamreproduksi.Padasetiapsiklushaid di produksi 2
macamlendirserviksolehsel-selserviks, yaitu:
1)
Lendir Type-E (Estrogenik)
a) Di
produksipadafaseakhirpra-ovulasidanfaseovulasi.
b) Sifat-sifat:
(1) Banyak, tipis,
seperti air (jernih) danviskositasrendah.
(2) Spinnborkeit (elastisitas)
besar. Spinnbakeit =
sampaiseberapajauhlendirdapatdiregangkansebelumputus.
(3) Bila dikeringkan terjterjadibentuksepertidaunpakis
(fernlike patterns, farning, arborization).
c) Spermatozoa dapat
"menembus" lendirini.
2) Lendir Type-G (gestagenik)
a) Diproduksipadafaseawalpra-ovulasidansetelahovulasi.
Sifat-sifat:
(1) Kental
(2) Viskositastinggi
(3) Keruh (opaque)
b) Dibuatkarenapeninggiankadar progesterone.
c) Spermatozoa tidak dapat "menembus"
lendirini.
Ciri-cirilendirservikspadaberbagaifasedarisiklushaid
(30 hari):
1) Fase 1:
a) Saat haid
b) Haid 1-5
c) Lendirdapatadaatautidak,
dan "tertutup" olehdarahhaid
d) Perasaanwanita: basahdanlicin (lubrikatif)
2) Fase 2:
a) Pascahaid
b) Hari 6 – 10
c) Tidak ada lendir atau hanya sedikit sekali
d) Perasaan wanita: kering
3) Fase 3:
a) Awal pra-ovulasi
b) Hari 11 – 13
c) Lendir keruh, kuning atau putih, dan liat
d) Perasaan wanita: liat dan/atau lembab
4) Fase 4:
a) Segera sebelum, pada saat dan sesudah
ovulasi
b) Hari 14 – 17
c) Lendir bersifat jernih, licin, basah,
dapat diregangkan dengan konsistensi seperti putih-telur.
d) Hari terakhir dari fase ini dikenal
sebagai “gejala-puncak” (peak symptom).
e) Perasaan wanita: lubrikatif dan/atau
basah.
5) Fase 5:
a) Pasca-ovulasi
b) Hari 18 – 21.
c) Ledir sedikit, keruh, daan liat.
d) Perasaan wanita: liat dan/atau lembab.
6) Fase 6:
a) Akhir pasca-ovulasi atau segera pra-haid
b) Hari 27 – 30.
c) Lendir jernih seperti air.
d) Perasaan wanita: liat dan/atau lembab dan/atau
basah (Hanafi, 2002).
g. Teknik metode lendir serviks
Abstinensdimulaipadaharipertamadiketahuiadanyalendirsetelahhaiddanberlanjutsampaidenganharike-empatsetelahgejala-puncak
(peak symptom) (Hanafi, 2002).Teknik penggunaan metode lendir serviks, yaitu:
1) Catatlah setiap kali pengamatan dilakukan
dengan suatu rangkaian kode misalnya stiker atau tinta bewarna apapun tulisan
tangan. Contoh yang dipakai untuk mencatat kesuburan:
a) Pakai tanda * atau merah untuk menandakan
perdarahan haid.
b) Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan
perasaan kering/kental dan keruh.
c) Gambar suatu tanda F dan atau biarkan
kosong untuk memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur.
d) Pakai huruf L atau warna kuning untuk
memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh dan lengket.
2) Periksa lendir setiap kali ke belakang dan
sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangat basah waktu siang. Setiap malam
sebelum tidur, tentukan tingkat yang paling subur dan beri tanda pada catatan
untuk kode yang sesuai. Lendir mungkin akan berubah pada hari yang sama. Tidak
diperbolehkan memasukkan jari ke dalam vulva untuk mencari lendir.
3) Abstinen atau pantang senggama paling
sedikit satu siklus sehingga klien akan mengenali hari-hari lendir, mengenali
pola kesuburan ketidak suburan dengan bimbingan pelatih.
4) Hindari senggama pada waktu haid.
5) Pada hari kering setelah haid, aman untuk
bersenggama selang satu malam (aturan selang-seling)
6) Hindari senggama segera setelah ada lendir
jenis apa juga atau perasaan basah muncul (aturan awal).
7) Tandai hari terakhir dengan lendir jernih,
licin dan mulur dengan tanda X. Ini adalah hari puncak (hari ovulasi).
8) Setelah hari puncak, hindari senggama
untuk 3 hari berikut siang dan malam (aturan puncak). Mulai dari pagi hari ke
empat setelah kering, ini adalah hari-hari aman untuk bersenggama sampai haid
berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Handayani,
S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihana
Hartanto,
H. 2002. Keluarga Berencana dan
Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar