Senin, 13 April 2015

RPP KB Alamiah



PRAKTIK REAL TEACHING 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
 METODE KONTRASEPSI SEDERHANA TANPA ALAT

Disusun Oleh :
NI WAYAN ETI PARWATI
NIM : 13140073
KELAS : F11.1


PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2014



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Prodi/Fakultas                         : D-III Kebidanan/Ilmu Kesehatan
Nama Institusi                         : Universitas Respati Yogyakarta
Mata Kuliah                            : Pelayanan KB
Beban studi                             : 3 SKS (T = 1; P = 2)
Kelas/Semester                        : A. 92  /IV (Empat)   
Pertemuan Ke-                        : 14 (Empat belas)
Alokasi Waktu                        : 50 Menit
Standar Kompetensi               : Mahasiswa mampu memberikan pelayanan KB dengan  metode kontrasepsi sederhana tanpa alat.
Kompetensi Dasar                   :
1.    Mahasiswa mampu memahami metode kontrasepsi alamiah dengan kalender (agino-knauss).
2.    Mahasiswa mampu memahami metode kontrasepsi alamiah dengan suhu badan (thermal).
3.    Mahasiswa mampu memahami metode kontrasepsi alamiah dengan lendir cervic (Metode Ovulasi Billings/MOB).
Indikator                                 :                      
1. 1       Menjelaskan definisi metode kalender.
1. 2       Menyebutkan keuntungan dan kekurangan  metode kalender.
1. 3       Menjelaskan efektifitas metode kalender.
1. 4       Menerapkan cara penggunaan metode kalender.
2.1         Menjelaskan definisi metode suhu badan.
2.2         Menjelaskan efektifitas metode suhu badan.
2.3         Menyebutkan keuntungan dan kekurangan metode suhu badan.
2.4         Menerapkan teknik metode suhu badan basal.
3.1         Menjelaskan definisi metode lendir cervic.
3.2         Menjelaskan efektifitas metode lendir cervic.
3.3         Menyebutkan keuntungan dan kekuranagan metode lendir cervic.
3.4         Menerapkan cara penggunaan metode lendir cervic.

I.              Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan:
1. 1       Mahasiswa mampu menjelaskan definisi metode kalender.
1. 2       Mahasiswa mampu menyebutkan keuntungan dan kekurangan metode kalender.
1. 3       Mahasiswa mampu menjelaskan efektifitas metode kalender.
1. 4       Mahasiswa mampu menerapkan cara penggunaan metode kalender.
2.1         Mahasiswa mampu menjelaskan definisi metode suhu badan.
2.2         Mahasiswa mampu menjelaskan efektifitas metode suhu badan.
2.3         Mahasiswa mampu menyebutkan  keuntungan  dan kekurangan metode  suhu badan.
2.4         Menerapkan teknik metode suhu badan basal.
3.1         Mahasiswa mampu menjelaskan definisi metode lendir cervic.
3.2         Mahasiswa mampu menjelaskan efektifitas metode lendir cervic.
3.3         Mahasiswa mampu menyebutkan keuntungan dan kekurangan metode lendir cervic.
3.4         Mahasiswa mampu menerapkan cara penggunaan metode lendir cervic.
II.           Materi Pembelajaran :
Terlampir
III.        Metode Pembelajaran   
Ceramah  dan Tanya tawab        
IV.        Alat/Media/Sarana Pembelajaran:
1      LCD
2      Laptop
3      Power point
4      Laser Pointer
5      White board dan spidol
V.           Langkah-langkah Pembelajaran :

No.
Tahap Kegiatan/(Alokasi Waktu)
Kegiatan Pembelajaran
KegiatanGuru/Dosen
KegiatanMahasiswa
1.
Kegiatan awal
(5 menit)

a.    Memberi salam
b.   Melakukan Apersepsi
c.    Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
d.   Memberikan motivasi

a.   Menjawab salam
b.  Memperhatikan

c.   Memperhatikan
d.  Memperhatikan
2.
Kegiatan Inti
( 30 menit)

a.     Menjelaskanmetode kontasepsi sederhana tanpa alat meliputi metode kalender, metode suhu tubuh dan metode lendir cervic.
b.   Memberikesempatanmahasiswauntukbertanya

a.   Memperhatikan




b.  Bertanyamengenaihal yang kurangjelas.
3.
Penutup
(10menit)

a.    Melakukanevaluasidenganmetodetanyajawabtentangmateri yang diberikan
b.   Menyimpulkanbersamatentangmateri yang diberikan
c.    Memberikan tugas
d.   Menyampaikan referensi yang digunakan.
e.    Menutuppembelajaran.

a.    Menjawabpertanyaan


b.   Menyimpulkanmateri

c.    Memperhatikan

d.   Memperhatikan


e.    Menjawabsalam







VI.        Evaluasi :

Jenis penilaian      : Tes lisan
Soal                      :
1.    Apa yang dimaksud dengan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat?
2.    Tentukan perhitungan masa subur dengan metode kalender dan kapan tidak boleh melakukan hubungan seksual pada kasus berikut:Ny.A menyatakan telah mengamati siklus haidnya selama 8 bulan dan didapatkan data bahwa siklus haid terpendeknya 25 hari dan siklus terpanjangnya 30 hari.
3.    Jelaskan pengertian metode suhu basal tubuh?
4.    Sebutkan karakteristik lendir serviks pada saat masa ovulasi?
Kunci Jawaban     :
1.    Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat adalah salah satu metode kontrasepsi berdasarkan timing (waktu) berhubungan seksual sesuai dengan siklus haid wanita.
2.    Perhitungan masa subur :
Hari pertama masa subur = 25-18 = 7
Hari terakhir masa subur = 30-11 = 19
Jadi Ny.A harus abstinen/tidak melakukan hubungan seksual pada hari ke-7 sampai dengan hari ke-19 dari siklus menstruasinya.
3.    Metode suhu basal tubuh adalah suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengukur suhu   tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal yang dapat menentukan masa ovulasi.
4.    Karakteristik lendir serviks pada saat masa ovulasi yaitu licin, mulur dan ada perasaan basah.
VII.     Penilaian :
Penilaian dengan cara lisan dilakukan  sebagai berikut:
Skor total : 100
Skor 25     : Mahasiswa menjawab dengan benar dan tepat
Skor 10: Mahasiswa menjawab kurang benar dan kurang tepat 
Skor 0                : Mahasiswa tidak menjawab
VIII.  Referensi
Anggraini, Y. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press.
BKKBN. (2011). Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana. Jakarta : Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi.
Handayani, S. 2010.  Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihana
Hartanto, H. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Morgan, G. (2009). Obstetri dan Ginekologi : Panduan Praktik. Jakarta : EGC
Lampiran
Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat
1.    Metode Kalender (Ongino-Knaus)
a.    Definisi
Metode kalender adalah metode kontrasepsi atau untuk menghindari proses kehamilan dengan menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari pertama sampai hari terakhir persangkaan masa subur. Masa subur terjadi disekitar pertengahan siklus haid. Karena masa subur ada dipertengahan, maka masa tidak subur mengapitnya. Artinya, dalam satu siklus haid, ada masa tidak subur sebelum ovulasi (pre ovulatory infertile) dan ada masa tidak subur sesudah ovulasi (post ovulatory infertile). Pada kedua masa tidak subur inilah hubungan seksual tidak menyebabkan kehamilan.
b.    Dasar
Tahun 1931KyusakuOgino di jepangdan HermannKnaus di Austria, yang bekerjasendiri-sendiri, menemukanbahwa:
Ogino : ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-14 sebelum haid berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan datang.
Knaus : ovulasi selalu terjadi pada hari ke-14 sebelum haid yang akan datang.


c.    Efektifitas
Efektifitasnya bergantung pada keikhlasan mengikuti petunjuk, angka kegagalan 1-25 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan.
d.   Keuntungan Metode Kalender
1)   Dapat digunakan untuk mencegah atau mendapatkan kehamilan.
2)   Tanpa risiko kesehatan yang berkaitan dengan metodenya.
3)   Tanpa efek samping sistemik.
4)   Murah.
5)   Pengetahuan meningkat tentang sistem reproduksi.
6)   Kemungkinan hubungan yang lebih dekat diantara pasangan.
7)   Keterlibatan pihak laki-laki meningkat dalam perencanaan keluarga.
e.    Keterbatasan atau Kekurangan Metode Kalender
1)   Diperlukan banyak pelatihan untuk bisa menggunakannya dengan benar.
2)   Memerlukan pemberian asuhan (non-medis) yang sudah terlatih.
3)   Memerlukan penahanan nafsu selama fase kesuburan untuk menghindari kehamilan (Handayani, 2010).
4)   Dapat menimbulkan frustasi seksual.
5)   Pasangan mungkin tidak menyetujui.
6)   Memerlukan konseling, motivasi, dan suatu sistem kepercayaan untuk melaksanakannya.

f.     TehnikMetodeKalender
Kalkulasimasasubursecaratradisionaldidasarkanpada 3 asumsi:
1)   Ovulasiterjadi pada hari ke-14 tambah kurang 2 hari sebelum permulaan haid berikutnya.
2)   Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari.
3)   Ovum hidup selama 24 jam.
Siklus masa subur pada setiap wanita tidak sama. Untuk itu diperlukan catatan siklus haid 8 bulan atau lebih. Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari pertama haid berikutnya. Berikut cara mengetahui dan menghitung masa subur:
1)   Jika siklus haid teratur maka masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 sebelum permulaan haid berikutnya.
2)   Jika siklus haid tidak teratur dapat menentukan masa subur dengan:
a)    Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari masa suburnya. Haripertamapersangkaanmasasubur :siklusterpendek – 18.
b)   Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir dari masa suburnya. Hariterakhirpersangkaanmasasubur :siklusterpanjang – 11.



2.    Metode Suhu Basal Tubuh(Termal)
a.    Definisi
Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengukur suhu   tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal yang dapat menentukan masa ovulasi. Suhu tubuh basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat banguntidur dan belum meninggalkan tempat tidur.
Metode suhu basal mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan ini dapat terjadi karena progesterone, yang dihasilkan oleh korpus luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh. Sebelum perubahan suhu basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu tubuh terjadi peningkatan sedikitnya 0,4oF (0,2-0,5oC) di atas 6 kali perubahan suhu sebelumnya yang diukur. Pendeteksi peningkatan suhu tubuh ini kemudian dapat mengidentifikasi dua fase siklus menstruasi, yakni fase luteum atau fase pasca ovulasi.
b.    Dasar
Peningkatansuhubadan basal 0,2-0,0C padawaktuovulasi. Peningkatansuhubadan basal mulai 1-2 harisetelahovulasi, dandisebabkanolehpeninggiankadarhormonprogesterone.
c.    EfektifitasMetodeSuhu Basal
Efektifitas metode suhu basal badan cukup baik dengan angkakegagalan: 0,3-6,6 kehamilan pada 100 wanita per tahun. Keterbatasanutamametodesuhubadan basal ialahbahwaabstinenssudahharusdilakukanpadamasapra-ovulasi(Hanafi, 2002).
d.   Keuntungan Metode Suhu Basal
1)   Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur.
2)   Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi.
3)   Dapat membantu menunjukkan perubahan tubuhlain selain lendir servik.
4)   Berada dalam kendali wanita.
5)   Dapat digunakan untuk mencegah atau meningkatkan kehamilan.
e.    Keterbatasan Metode Suhu Basal
1)   Membutuhkan motivasi.
2)   Perlu diajarkan oleh spesialis Keluarga Berencana Alami.
3)   Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, kurang tidur, stress atau tekanan emosional, alkohol, penggunaan sedatifa, imunisasi, iklim, dan gangguan saluran cerna.
4)   Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari ini akan menyebabkan ketidakteraturan suhu tubuh basal.
5)   Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehingga mempersulit untuk mencapai kehamilan.
6)   Membutuhkan masa pantang yang panjang atau lama, karena ini hanya mendeteksi masa pasca ovulasi sehingga abstinen sudah harus dilakukan pada masa pra ovulasi.
f.     Teknik Metode Suhu Badan Basal
1)   Umumnyadigunakanuntuktermometerkhususdengankalibrasi yang di perbesar (basal termometer) atau jika tidak tersedia, gunakan termometer merkuri. Termometer elektronik sedikit kurang akurat.
2)   Waktupengukuranharuspadasaat yang samasetiappagidansetelahtidurnyenyaksedikitnya5-6 jam sertamasihdalamkeadaanistirahatmutlak.
3)   Pengukuran suhu tubuh melalui oral selama 3 menit, rektal dan vaginal selama 1 menit.
4)   Pengukuran suhu tubuh basal harus dilakukan dan dicatat tiap harinya.
5)   Jika 6 hari secara berturut-turut suhu rendah (36,4oC-36,7oC), kemudian 3 hari berturut-turut suhu lebih tinggi (36,9oC-37,5oC), maka setelah itu dapat dilakukan senggama tanpa menggunakan alat kontrasepsi.





3.    Metode Lendir Serviks (Billings)
a.    Definisi
Metode ovulasi dikembangkan pada tahun 1950-an oleh dua orang dokter warga Negara Australia yaitu Drs. Evelin dan John Billings kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. Metode lendir serviks adalah metode kontrasepsi dengan menghubungkanpengawasan terhadap perubahan lendir serviks wanita yang dapat dideteksi di vulva.
b.    Dasar
Perubahandarilendirserviks yang terjadikarenaperubahankadar estrogen. Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa individu wanita dapat memperkirakan masa ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan perubahan suhu basal tubuh.
Perubahan pola tersebut antara lain:
1)   Hari-hari kering
Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu mempunyai 1 sampai beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering.
2)   Hari-hari subur
Ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu dianggap subur ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental dan lengket. Lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks.
3)   Hari puncak
Adalah hari terakhir adanya lendir licin, mulur dan ada perasaan basah.
c.    Efektifitas metode lendir serviks
1)   Angka kegagalan : 0,4-39,7 kehamilan pada 100 wanita pertahun.
2)   Disamping abstinens pada saat yang diperlukan, masih ada 3 sebab lain terjadinya kegagalan atau kehamilan:
a)    Pengeluaran lendir mulainya terlambat.
b)   Gejala-puncak (peak symptom) timbul terlalu awal/dini.
c)    Lendir tidak dirasakan oleh wanita atau dinilai/interpretasi salah.
d.   Keuntungan Metode Lendir Serviks
1)        Memungkinkan setiap kehamilan direncanakan
2)        Dapat membantu pasangan yang ingin hamil
3)        Tidak berbahaya karena menggunakan cara yang alamiah
4)        Ekonomis
5)        Praktis dan mendidik kemandirian
6)        Murah, mudah dan tidak bertentangan dengan agama apapun
7)        Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
8)        Menambahkan pengetahuan tentang sistem reproduksi pada suami dan istri
9)        Memungkinkan mengeratkan relasi atau hubungan melalui peningkatan komunikasi antara suami istri atau pasangan.

e.    Keterbatasan Metode Lendir Serviks
1)   Membutuhkan komitmen.
2)   Perlu diajarkan oleh spesialis KB Alami.
3)   Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode.
4)   Melibatkan sentuhan pada tubuh, yang tidak disukai beberapa wanita.
5)   Membutuhkan pantang.
6)   Jika terdapat keadaan penyulit penentuan lendir serviks:
a)    Keadaan fisiologis : sekresi vagina karena rangsangan seksual.
b)   Keadaan patologis : infeksi vagina, serviks, penyakit-penyakit, pemakaian obat-obat.
c)    Keadaan psikologis : stress (fisik dan emosional)
f.     Peranan Lendir Serviks
Lendirserviks yang diaturolehhormon estrogen dengan progesterone ikutberperandalamreproduksi.Padasetiapsiklushaid di produksi 2 macamlendirserviksolehsel-selserviks, yaitu:
1)   Lendir Type-E (Estrogenik)
a)    Di produksipadafaseakhirpra-ovulasidanfaseovulasi.
b)   Sifat-sifat:
(1)     Banyak, tipis, seperti air (jernih) danviskositasrendah.
(2)     Spinnborkeit (elastisitas) besar. Spinnbakeit = sampaiseberapajauhlendirdapatdiregangkansebelumputus.
(3)     Bila dikeringkan terjterjadibentuksepertidaunpakis (fernlike patterns, farning, arborization).
c)    Spermatozoa dapat "menembus" lendirini.
2)   Lendir Type-G (gestagenik)
a)    Diproduksipadafaseawalpra-ovulasidansetelahovulasi. Sifat-sifat:
(1)     Kental
(2)     Viskositastinggi
(3)     Keruh (opaque)
b)   Dibuatkarenapeninggiankadar progesterone.
c)    Spermatozoa tidak dapat "menembus" lendirini.
Ciri-cirilendirservikspadaberbagaifasedarisiklushaid (30 hari):
1)   Fase 1:
a)     Saat haid
b)    Haid 1-5
c)     Lendirdapatadaatautidak, dan "tertutup" olehdarahhaid
d)    Perasaanwanita: basahdanlicin (lubrikatif)
2)   Fase 2:
a)    Pascahaid
b)   Hari 6 – 10
c)    Tidak ada lendir atau hanya sedikit sekali
d)   Perasaan wanita: kering
3)   Fase 3:
a)    Awal pra-ovulasi
b)   Hari 11 – 13
c)    Lendir keruh, kuning atau putih, dan liat
d)   Perasaan wanita: liat dan/atau lembab
4)   Fase 4:
a)    Segera sebelum, pada saat dan sesudah ovulasi
b)   Hari 14 – 17
c)    Lendir bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan dengan konsistensi seperti putih-telur.
d)   Hari terakhir dari fase ini dikenal sebagai “gejala-puncak” (peak symptom).
e)    Perasaan wanita: lubrikatif dan/atau basah.
5)   Fase 5:
a)    Pasca-ovulasi
b)   Hari 18 – 21.
c)    Ledir sedikit, keruh, daan liat.
d)   Perasaan wanita: liat dan/atau lembab.
6)   Fase 6:
a)    Akhir pasca-ovulasi atau segera pra-haid
b)   Hari 27 – 30.
c)    Lendir jernih seperti air.
d)   Perasaan wanita: liat dan/atau lembab dan/atau basah (Hanafi, 2002).
g.    Teknik metode lendir serviks
Abstinensdimulaipadaharipertamadiketahuiadanyalendirsetelahhaiddanberlanjutsampaidenganharike-empatsetelahgejala-puncak (peak symptom) (Hanafi, 2002).Teknik penggunaan metode lendir serviks, yaitu:
1)   Catatlah setiap kali pengamatan dilakukan dengan suatu rangkaian kode misalnya stiker atau tinta bewarna apapun tulisan tangan. Contoh yang dipakai untuk mencatat kesuburan:
a)    Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan haid.
b)   Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering/kental dan keruh.
c)    Gambar suatu tanda F dan atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur.
d)   Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh dan lengket.
2)   Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangat basah waktu siang. Setiap malam sebelum tidur, tentukan tingkat yang paling subur dan beri tanda pada catatan untuk kode yang sesuai. Lendir mungkin akan berubah pada hari yang sama. Tidak diperbolehkan memasukkan jari ke dalam vulva untuk mencari lendir.
3)   Abstinen atau pantang senggama paling sedikit satu siklus sehingga klien akan mengenali hari-hari lendir, mengenali pola kesuburan ketidak suburan dengan bimbingan pelatih.
4)   Hindari senggama pada waktu haid.
5)   Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam (aturan selang-seling)
6)   Hindari senggama segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basah muncul (aturan awal).
7)   Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X. Ini adalah hari puncak (hari ovulasi).
8)   Setelah hari puncak, hindari senggama untuk 3 hari berikut siang dan malam (aturan puncak). Mulai dari pagi hari ke empat setelah kering, ini adalah hari-hari aman untuk bersenggama sampai haid berikutnya.



DAFTAR PUSTAKA
Handayani, S. 2010.  Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihana
Hartanto, H. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan








Tidak ada komentar:

Posting Komentar