PRAKTIK MENGAJAR
MIKRO
TEACHING DAN REAL TEACHING
Disusun Oleh :
NI WAYAN ETI PARWATI
NIM : 13140073
KELAS : F11.1
PROGRAM STUDI
D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI
YOGYAKARTA
2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Prodi/Fakultas : D-III Kebidanan/Ilmu
Kesehatan
Nama Institusi : Universitas Respati
Yogyakarta
Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Beban studi : 2 SKS (T = 1; P =
1)
Kelas/Semester : A.91 /IV (Empat)
Pertemuan Ke- : 12 (Dua Belas)
Alokasi
Waktu : Real Teaching 50 Menit
Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dasar dan
konsep kesehatan masyarakat serta kaitanya dengan masyarakat, pemasyarakatan,
program dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu memahami pengelolaan pelayanan
kebidanan komunitas.
Indikator :
1.
Memahami perencanaan
dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.
2.
Memahami
pengorganisasian dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.
3.
Memahami pelaksanaan
dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.
I.
Tujuan
Pembelajaran :
Setelah
mengikuti pembelajaran ini, diharapkan:
1.
Mahasiswa mampu
menjelaskan perencanaan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.
2.
Mahasiswa mampu
menjelaskan pengorganisasian dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.
3. Mahasiswa mampu
menjelaskan pelaksanaan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.
II.
Materi
Pembelajaran :
1.
Perencanaan (Planning)
2.
Pengorganisasian (Organizing)
3.
Pelaksanaan (Actuacting)
III.
Metode
Pembelajaran
Ceramah dan Tanya tawab
IV.
Alat/Media/Sarana
Pembelajaran:
1. Proyektor
2. Laptop
3. Power point
4. Video
5. Laser Pointer
6. White board dan spidol
V.
Langkah-langkah
Pembelajaran :
No.
|
Tahap
Kegiatan/(Alokasi Waktu)
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
|
KegiatanGuru/Dosen
|
Kegiatan
Mahasiswa
|
||
1.
|
Kegiatan
awal
(5
menit)
|
a. Memberi
salam
b. Melakukan
Apersepsi
c. Menyampaikan
topik dan tujuan pembelajaran
d. Memberikan
motivasi
|
a. Menjawab
salam
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
d. Memperhatikan
|
2.
|
Kegiatan
Inti
( 35menit)
|
a.
Menjelaskan perencanaan,
pengorganisasian dan pelaksanaan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan
komunitas.
b. Memberi
kesempatan mahasiswa untuk bertanya
|
a. Memperhatikan
b. Bertanya
mengenai hal yang kurang jelas.
|
3.
|
Penutup
(10
menit)
|
a. Melakukan
evaluasi dengan metode tanya jawab tentang materi yang diberikan
b. Menyimpulkan
bersama tentang materi yang diberikan
c. Memberikan
tugas
d. Menyampaikan
referensi yang digunakan.
e. Menutup
pembelajaran.
|
a. Menjawab
pertanyaan
b. Menyimpulkan
materi
c. Memperhatikan
d. Memperhatikan
e. Menjawab
salam
|
VI.
Evaluasi
:
a.
Jenis
/teknik penilaian : Tes
b.
Bentuk
instrumen : Tes Tertulis ( 3 soal )
Indikator
|
Soal
|
Jawaban
|
Skor
|
1.
|
1. Sebutka
5 langkah-langkahpenyusunan rencana dalampengelolaan pelayanan kebidanan
komunitas?
|
a. Menentukan
tujuan
b. Strategi
kegiatan
c. Sumber
daya
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
|
50
|
2.
|
2. Sebutkan
macam-macam hal yang perlu diorganisasikan? Serta berikan contohnya.
|
a. Pengorganisasian
kegiatan. Contoh: kegiatan PKK.
b. Pengorganisasian
tenaga pelaksana.
Contoh:
Puskesmas, lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD)
|
30
|
3.
|
3. Jelaskan
pengertian pelaksanaan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas?
|
Pelaksanaan merupakan usaha untuk
menjadikan keseluruhan anggota untuk ikut bertekad dan berupaya dalam rangka
mewujudkan tujuan kelompok.
|
20
|
Skor
total
|
100
|
VII.
Penilaian
:
Penilaian dengan cara
tulisan dilakukan sebagai berikut:
Keterangan :
Mahasiswa
Menjawab
benar dan tepat :
- Soal
nomor 1 skor = 50
- Soal
nomor 2 skor = 30
- Soal
nomor 3 skor = 20
Mahasiswa
mampu menjawab ¾ dengan benar tetapi kurang tepat:
- Soal
nomor 1 sko r = 37,5
- Soal
nomor 2 skor = 22,5
- Soal
nomor 3 skor = 15
Mahasiswa
menjawab ½ benar kurang tepat :
- Soal
nomor 1 skor = 25
- Soal
nomor 2 skor = 15
- Soal
nomor 3 skor = 10
Mahasiswa
menjawab ¼ kurang tepat :
- Soal
nomor 1 skor = 12,5
- Soal
nomor 2 skor = 7,5
- Soal
nomor 3 skor = 5
Mahasiswa
menjawab salah atau tidak sesuai pertanyaan : nilai 0
VIII.
Referensi
Mubarak, I.
2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep
dan Aplikasi dalam Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Purwandari, A.
2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam
Konteks Kebidanan. Jakarta: EGC
Prasetyawati,
Eka, A. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk
Kebidanan Holistik. Jakarta: Nuha Medika
Lampiran
PENGELOLAAN PELAYANAN
KEBIDANAN KOMUNITAS
Pengelolaan
atau manajemen adalaah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan
diselengggarakan dan diawasi (Encyclopedia
of social sciences). Dalam pengelolaan pelayanan kesehatan kebidanan
diperlukan suatu pengaturan dan kerja sama anatara petugas kesehatan agar dapat
menjalankan kegiatan-kegiatannya ataupun pelayanannya dalam masyarakat sehingga
dapat tercapainya tujuan dengan seoptimal mungkin. Pengelolaan pelayanan
kebidanan komunitas merupakan penerapan manajemen kesehatan umum dalam sistem
pelayanan kesehatan masyarakat. Pengelolaan pelayanan kesehatan komunitas
terdiri dari tahapan-tahapan dalam melaksanakan suatu kegiatan atau pelayanan
kesehatan yang berada dalam suatu kesatuan yang utuh, terpadu, dan saling
berhubungan di dalam suatu proses atau struktur dalam upaya menghasilkan suatu
atau mencapai tujuan tertentu (Prasetyawati, 2011).
Pengelolaan
kebidanan komunitas mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan. Kebidanan komunitas dapat
diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh bidan di suatu komunitas. Kegiatan
kebidanan komunitas akan terlaksanan dengan baik dan memberi hasil sesuai dengan yang diharapkan jika
didasarkan pada suatu rencana (Purwandari, 2011).
A. Perencanaan
(Planning)
Kebidanan
komunitas dapat daiartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh bidan di
komunitas. Kegiatan kebidanan komunitas
akan terlaksana dengan baik dan memberi hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan jika berdasarkan perencanaan. Rencana adalah pola pikir yang
sistematis untuk mewujudkan tujuan
dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia
(Mubarak, 2012). Perencanaan adalah proses yang menggambarkan keinginan untuk
mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan dengan mengorganisasikan dan
mendayagunakan sumber daya yang tersedia. Perencanaan dilakukan berdasarkan
pada kurun waktu pelaksanaan, wilayah, dan program. Proses penyusunan rencana
terdiri atas langkah-langkah
(Purwandari, 2011) sebagai berikut :
1.
Penentuan tujuan
2.
Strategi
3.
Kegiatan
4.
Sumber daya
5.
Pelaksanaan
6.
Evaluasi
Dalam
menentukan prioritas masalah yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Besarnya masalah,
2. Luasnya
masalah,
3. Dampak masalah,
4. Besarnya akibat masalah, dan
5. Tingkat kemudahan mengatasinya.
Untuk
menentukan tujuan suatu rencana dan strategi, perlu dipertimbangkan
(Purwandari, 2011) yaitu :
1. Kekuatan
yang dimiliki (strength),
2. Peluang
yang ada (opportunity),
3. Kelemahan
(weakness), dan
4. Ancaman
(threat).
Langkah
menentukan strategi adalah menentukan arah pelaksanaan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Berdasarkan kegiatan pokok, disusun program lebih rinci yang mencakup :
1). Aktivitas
dengan target yang akan dicapai
2). Tujuan
sasaran yang akan dicapai.
3). Aktivitas
yang dilakukan.
4). Tempat
pelaksanaan.
5). Waktu
dan penjadwalan pelaksanaan.
6). Pelaksana
yang bertanggung jawab.
Sumber
daya yang perlu juga ditentukan adalah tenaga, sarana dan fasilitas, dana
manajemen, serta informasi.
B. Pengorganisasian
(Organizing)
Kebidanan
komunitas merupakan bagian kesehatan komunitas. Setiap kegiatan pokok yang
diarahkan kepada ibu dan anak dalam kaitan dengan kehamilan dan persalinan,
keluarga berencana, serta anak balita merupakan kegiatan terpadu di dalam
kebidanan komunitas (Mubarak, 2012). Yang dimaksud pengorganisasian adalah
mengatur personel atau staf yang ada di dalam institusi tersebut agar semua
kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana dapat berjalan dengan baik, yang
akhirnya semua tujuan dapat dicapai. Pengorganisasian mencakup beberapa unsur
pokok, antara lain : (Selvia, 2012).
1.
Hal yang diorganisasikan
ada 2 macam, yaitu :
- Pengorganisasian kegiatan adalah pengaturan berbagai kegiatan yang ada di dalam rencana sehingga membentuk satu kesatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan.
- Pengorganisasian tenaga pelaksana adalah mencakup peraturan hak dan kewajiban setiap tenaga pelaksana sehingga setiap kegiatan mempunyai penanggung jawab.
2.
Proses pengorganisasian ialah langkah-langkah yang harus dilakukan sehingga
kegiatan dan tenaga pelaksana dapat berjalan sebaik-baiknya.
3.
Hasil pengorganisasian, ialah terbentuknya struktur organisasi yang merupakan
perpaduan kegiatan dan tenaga pelaksana. Yang termasuk
pengorganisasian adalah Puskesmas, Lembaga KetahananMasyarakat Desa (LKMD)
tempat kebidanan komunitas dilaksanakan di seksi 7 dan 8 (pembinaan
kesejahteraan keluarga dan kesehatan, kependudukan dan KB) dengan bidan menjadi
anggotanya.Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan kegiatan
pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor
penggeraknya. Kelompok dasawisma (kelompok ibu berasal dari sepuluh rumah yang
bertetangga) dibentuk melalui kegiatan PKK. Didalam kelompok dasawisma ini,
bidan memberi penyuluhan dalam upaya meningkatkan kesehatan keluarga berupa
dana sehat atau arisan (pembuatan jamabn keluarga, sumur, dan lain-lain) dan
polindes. Tujuan kelompok dasawisma adalah membangun keluarga sejahtera.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat dihimpun, diarahkan, dan dibina
untuk mencapai tujuan tersebut. Program dilakukan berdasarkan rencana yang
telah ditetapkan dengan menjabarkan program atau kegiatan mencakup waktu,
tempat pelaksanaan kegiatan, pengawasan, pengendalian, supervisi, bimbingan,
dan kosultasi yang dilaksanakan di dalam pelaksanaan. Perencanaan harus
dilakukan secara matang sampai dengan tahap evaluasi.
C. Pelaksanaan(Actuating)
- Pelaksanaan dilakukan setelah perencanaan dan pengorganisasian maka perlu mewujudkan perencanaan tersebut dengan menggunakan organisasi yang terbentuk berarti ini merupakan rencana tersebut dilaksanakan (implementating) atau diaktuasikan (actuating). Pelaksanaan atau actuating berfungsi penciptaan kerja sama antara anggota kelompok serta pada pengarahan semangat kerja, tekad dan kemampuan keseluruhan anggota untuk tercapainya tujuan bersama. Pelaksanaan atau actuating merupakan usaha untuk menjadikan keseluruhan anggota untuk ikut bertekad dan berupaya dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok. Untuk melaksanakan program kesehatan, seorang pemimpin harus mampu mengarahkan, mengawasi dan mensupervisi bawahannya. Di dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas, terdapat bagian-bagian yang saling mempengaruhi. Apabila salah satu dari bagian tersebut tidak berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Secara garis besar, bagian-bagian dari pelaksanaan itu terdiri dari: (Prasetyawati, 2011). Masukan (input) adalah bagian dari pelaksanaan yang diperlukan sebagai masukan untuk jalannya kegiatan atau pelayanan.
- Proses ialah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga menghasilkan sesuatu (keluaran/output) yang direncanakan.
- Keluaran (output) adalah hal yang dihasilkan oleh proses.
- Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran (output) setelah beberapa waktu yang lama.
- Umpan balik (feedback) merupakan hasil dari proses pelaksanaan yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut.
- Lingkungan (environment) adalah dunia di luar pelayanan atau bukan bagian dari pelaksanaan, tetapi dapat memepngaruhi sistem pelayanan yang diberikan.
Pelaksanaan
pelayanan kebidanan komunitas dapat dibedakan dalam tiga kategori yaitu :
- Pelayanan
tingkat pertama atau Primary Health Carepelayanan kesehatan ini
diperlukan untuk komunitas yang mengalami sakit ringan dan komunitas yang sehat
untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Pelayanan yang
diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan dasar atau primer atau utama.
Bentuk pelayanan oleh bidan dalam puskesmas, bidan dalam balai kesehatan
masyarakat (balkesmas), dan sebagainya.
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua (Secondary Health Care)Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan primer. Bentuknya rumah sakit tipe C dan D yang memerlukan tenaga spesialis. Dalam pelayanan ini, bidan sudah tidak dapat turun tangan.
3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga (Tertiary Health Care)Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan sekunder. Pelayanan sudah kompleks, dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis. Contoh rumah sakit tipe A dan B.